Seorang office boy di sebuat perusahaan terkemuka di kawasan sumatra sebut saja namanya dengan Syakir, telah bekerja selama kurang lebih 25 tahun, dia memiliki seorang istri dan dua orang anak, hidupnya hanya bekerja kemudian pulang ke rumah menemui keluarganya, hal itu dilakukan dengan istiqomah terlihat tanpa rasa jemu dan bosan diwajahnya, padahal pekerjaannya dari mulai bekerja sampai dengan saat dia akan keluar yaitu pada tahun ke dua puluh lima, hanya sebagai office boy, membersihkan kantor, membuat minuman, ngepel, nyapu dll, gaji yang didapatkannya pun dari perusahaan dia bekerja tidaklah begitu besar, dia menyadari dan mensyukuri gaji office boy yang tidak seberapa itu.
Setiap pulang ke rumah di sore hari, pak Syakir selalu ceria, karna istrinya selalu menyambutnya dengan senyum ceria, dengan pakaian rapih, rumahnya rapih dan terkadang sang istri memberikan kejutan masakan kue yang dapat menyenangkan hati suaminya, pak Syakir begitu mencintai istrinya yang tidak banyak neko-neko, tidak pernah mengeluh keuangan dan jarang meminta materi kepada pak Syakir, walaupun gajinya tidaklah seberapa.
Pada setiap akhir bulan selepas gajian, Pak Syakir menyodorkan amplop yang berisi uang gajinya selama satu bulan kepada istri tercintanya untuk kebutuhan keluarga, seprti biasa istrinya mengucapkan trimakasih sambil menerima dan bersyukur kepada Allah seraya berdoa semoga uang yang diamanahkan kepadanya bisa barokah, tak jarang sang istri memijit punggung pak Syakir dengan penuh kasih sayang dan wajah yang cerita, serta menceritakan rasa syukurnya mendapatkan suami pak Syakir. Tak pernah memandang ke atas dalam hal materi, dan selalu membesarkan hati pak Syakir untuk selalu bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan pada keluarga sederhana tersebut, perbandingannya adalah keluarga yg lebih susah dari pada mereka, dan syukur atas kekayaan cinta dan kasih sayang serta sakinahnya keluarga itu yg tiada ternilai oleh apapun.
Pak Syakir telah mempunyai anak yang sudah dewasa dan telah bekerja pula, kemudian dia ingin beristirahat dari pekerjaannya yang sudah lama digeluti, dia ingin pulang kampung untuk bercocok tanam, yang waktunya tidak terikat oleh perusahaan, sekaligus ingin memfokuskan untuk lebih tenang beribadah, toh kebutuhan sudah agak ringan, kemudian pak Syakir mengungkapkan maksud keinginannya kepada istrinya, dan maksud keinginannya pula yang ingin menggunakan uang pesangonnya yang mungkin cukup untuk berangkat haji berdua dengan istrinya.
Istrinya menanggapi positif dan mendukung keinginan suaminya tercinta, pak syakir bermaksud berhenti bekerja, kemudian uang pesangon dari perusahaan dia bekerja akan diambil untuk modal berangkat naik haji bersama istrinya, kemudian rumah dan harta benda yang ada dijual untuk pulang kampung dan pindah ke kampung membeli tanah dikampung membuat rumah dan membeli ladang untuk bercocok tanam.
Alangkah terkejut dan harunya pak Syakir tat kala istrinya pergi ke kamar, kemudian kembali dengan membawa buku tabungan yang berisi sejumlah uang yang tidak sedikit seraya menjelaskan bahwa uang itu adalah uang gaji pak sakir sisa dari uang belanja tiap bulan yang ditabung selama 25 tahun lamanya dan menghasilkan uang yang cukup untuk berangkat haji. Pak Syakir benar-benar haru dan kagum kepada istrinya, rasa sayangnya meluap-lupa seraya memegang tangan istrinya, memeluk serta menciumnya, tak tertahan air mata menetes dari pipinya karna haru dan bahagia. Ternyata istrinya juga bercita-cita yang sama ingin berangkat haji bersama suami tercintanya. Subhanallah.
--
Your Best Regard
http://www.rumahvendi.phpnet.us
Setiap pulang ke rumah di sore hari, pak Syakir selalu ceria, karna istrinya selalu menyambutnya dengan senyum ceria, dengan pakaian rapih, rumahnya rapih dan terkadang sang istri memberikan kejutan masakan kue yang dapat menyenangkan hati suaminya, pak Syakir begitu mencintai istrinya yang tidak banyak neko-neko, tidak pernah mengeluh keuangan dan jarang meminta materi kepada pak Syakir, walaupun gajinya tidaklah seberapa.
Pada setiap akhir bulan selepas gajian, Pak Syakir menyodorkan amplop yang berisi uang gajinya selama satu bulan kepada istri tercintanya untuk kebutuhan keluarga, seprti biasa istrinya mengucapkan trimakasih sambil menerima dan bersyukur kepada Allah seraya berdoa semoga uang yang diamanahkan kepadanya bisa barokah, tak jarang sang istri memijit punggung pak Syakir dengan penuh kasih sayang dan wajah yang cerita, serta menceritakan rasa syukurnya mendapatkan suami pak Syakir. Tak pernah memandang ke atas dalam hal materi, dan selalu membesarkan hati pak Syakir untuk selalu bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan pada keluarga sederhana tersebut, perbandingannya adalah keluarga yg lebih susah dari pada mereka, dan syukur atas kekayaan cinta dan kasih sayang serta sakinahnya keluarga itu yg tiada ternilai oleh apapun.
Pak Syakir telah mempunyai anak yang sudah dewasa dan telah bekerja pula, kemudian dia ingin beristirahat dari pekerjaannya yang sudah lama digeluti, dia ingin pulang kampung untuk bercocok tanam, yang waktunya tidak terikat oleh perusahaan, sekaligus ingin memfokuskan untuk lebih tenang beribadah, toh kebutuhan sudah agak ringan, kemudian pak Syakir mengungkapkan maksud keinginannya kepada istrinya, dan maksud keinginannya pula yang ingin menggunakan uang pesangonnya yang mungkin cukup untuk berangkat haji berdua dengan istrinya.
Istrinya menanggapi positif dan mendukung keinginan suaminya tercinta, pak syakir bermaksud berhenti bekerja, kemudian uang pesangon dari perusahaan dia bekerja akan diambil untuk modal berangkat naik haji bersama istrinya, kemudian rumah dan harta benda yang ada dijual untuk pulang kampung dan pindah ke kampung membeli tanah dikampung membuat rumah dan membeli ladang untuk bercocok tanam.
Alangkah terkejut dan harunya pak Syakir tat kala istrinya pergi ke kamar, kemudian kembali dengan membawa buku tabungan yang berisi sejumlah uang yang tidak sedikit seraya menjelaskan bahwa uang itu adalah uang gaji pak sakir sisa dari uang belanja tiap bulan yang ditabung selama 25 tahun lamanya dan menghasilkan uang yang cukup untuk berangkat haji. Pak Syakir benar-benar haru dan kagum kepada istrinya, rasa sayangnya meluap-lupa seraya memegang tangan istrinya, memeluk serta menciumnya, tak tertahan air mata menetes dari pipinya karna haru dan bahagia. Ternyata istrinya juga bercita-cita yang sama ingin berangkat haji bersama suami tercintanya. Subhanallah.
--
Your Best Regard
http://www.rumahvendi.phpnet.us
No comments:
Post a Comment