Tuesday, June 2, 2009

Melukis Sejarah

Melukis Sejarah

Hampir sepertiga atau bahkan lebih dari kandungan isi al-qur'an adalah menceritakan sejarah orang-orang zaman dahulu yang bisa dipetik sebagai hikmah dan pelajaran, yaitu melihat masa lalu, menentukan sikap pada saat ini dan merencanakan sejarah yang akan kita ukir dimasa yang akan datang, agar sejarah itu bisa menjadi hal yang berarti dan bermakna.

Ketika suatu keburukan telah terlanjur kita lakukan, maka Allah sangat membenci seorang yang berbuat maksiat kemudian dia menceritakan kemaksiatannya kepada temannya, apalagi dicatat sebagai sejarah, adapun sejarah yang kita baca dalam al-qur'an tentang perilaku orang jahat dan tidak baik, mereka adalah orang-orang yang dibenci Allah dari sebab terang-terangan melakukan maksiat dan kejahatan mereka, oleh sebab itu Allah murka kepada mereka dan memberi adzab sebagai ibroh (pelajaran) bagi kita.

Sementara rahmat Allah yang begitu luasnya, begitu senangnya Allah kepada hambanya yang bertaubat yang tadinya bermaksiat dengan terang-terangan, membunuh sampai tak kurang sembilan puluh sembilan orang (dalam shohih bukhori) dan akhirnya menyesali perbuatannya, dan begitu ingin bertaubat sekiranya ada celah untuk memperbaiki hidupnya, menghadaplah dia pada seorang ahli ibadah yang tak tahu banyak ilmu yang menjawab bahwa murka allah sangat besar padanya, dan pintu taubat tak mungkin terbuka untuknya, maka orang tersebut seolah putus asa dan digenapkanlah jumlah membunuhnya sampai seratus orang, yaitu orang ahli ibadah tsb. Namun dia masih terus ingin bertaubat dan berbuat baik merusbah jalan hidupnya apapun yang ia harus lakukan sekiranya pintu taubat masih terbuka untuknya, maka dia akan lakukan, terdapat ulama yang lebih alim di negri tersebut, dan dia mendatanginya.

Sesampai ditempat ulama' tersebut, sang ulama menjawab "Ada kesempatan Taubat untuk orant tersebut", alangkah bahagianya orang itu, dan dia disarankan untuk berhijrah ke sebuah negri untuk menemui seseorang, dia tidak diperkenankan kembali menemui ulama' tersebut sebelum sampai dan bertemu dengan seseorang di negri yang ditujunya. Seperti anak kecil yang bahagia diberikan mainan, orang tersebut begitu bersemangat dan berkemas untuk segera pergi ke negri yang dimaksudkan ulama tersebut, segera dia melakukan perjalan taubat, perjalanan penuh dg kebahagiaan dan menyambut hari cerah menanti disana.

Dia berjalan dan terus berjalan, kaki yang lecet tiada terasa, panas terik matahari, perut lapar jarang dihiraukan, dia tidak mau membuang banyak waktu untuk segera sampai pada negri yg dituju, dia tidak tergiur oleh apapun jua, yang dia harapkan hanyalah pengampunan dari Allah SWT. Namun ditengah perjalanan dia meninggal dunia dan belum sampai pada negri yg dituju.

Datanglah dua malaikan, Malaikan Rahmah dan malaikat Adzab, yang berebut untuk membawa jiwanya, malaikan Rahmah ingin mengambilnya, karna dia telah bertaubat namun malaikan adzab mencegah dan ingin membawanya karan dia belum sempat bertaubat dan belum sempat berbuat baik, datanglah jibril diutus oleh Allah sebagai penengah, dan disarankan oleh jibril untuk menghitung jarak negri yang ditinggalkan dg negri yg dituju. Jika jauh negri yang ditinggal dan dekat negri yang dituju maka malaikat Rahmat yang berhak atasnya hal sebaliknya untuk malaikan adzab, dan ternyata hasilnya negeri yang dituju lebih dekat satu jengkal ketimbang negri yang ditinggalkan, akhirnya malaikat Rahmatlah yang berhak atas jiwa orang tersebut.

Allah menyambut taubat orang yang mau bertaubat secara benar-benar taubat, dengan sambutan yang penuh Cinta, sangat bahagia, sungguh cinta Allah tidak seperti makhluknya, namun sebagai gambaran akan begitu dahsyatnya cinta Allah kepada hambanya yang bertaubat, dalam shohih Muslim diriwayatkan, bahwa seseorang begitu sedih dan merana kehilangan hewan tunggan bersama barang bawaannya diatas punggung hewan tersebut, berada ditengah daerah yang tak bertuah, dan mustahil untuk bisa menemukannya kembali dia putus asa, dan bersandar dibawah pohon seraya berdoa dan memasrahkan diri pada Allah.

Dan tiba-tiba hewan tunggangannya datang bersama seluruh bekal tak kurang diatas punggungnya, begitu girang dan bahagianya dia seraya bersyukur dan bahagia mengucap kepada Allah "ya Allah enkaulah hambaku dan aku tuhanmu" dia salah ucap karna kegirangan, tapi Allah memaafkannya. Demikian gembiranya orang tersebur mendapatkan hewan tunggangannya, dan kegembiraan Allah SWT, lebih dari itu ketika mendapati hambanya yang mau bertaubat.

Indahnya sejarah orang yang mau bertaubat, namun sebaliknya terdapat riwayat seorang ulama' besar yang memiliki murid sampai ribuan, bahkan tidak hanya dari kalangan manusia, juga dikalangan jin pun berguru padanya, setiap hari haus akan ibadah dan beribadah kepada Allah, kemudian setan menyamar menjadi seorang ahli ibadah yang bisa berpuasa setiap hari, sang ulama ingin seperti itu, dan terpancing untuk bertanya, sang setan-pun menasehati untuk berbuat dosa sedikit agar bisa bertaubat dengan serius, bagaimana mungkin bisa taubat dan serius dlm beribadah bila tak punya dosa?

Sang ulama' pun faham dg akalnya, dan akhirnya bertanya kira2 dosa apa yg bisa memicunya untuk bertaubat? iblis yang menyamar seorang syeh menjawab "pilih salah satu dari tiga: membunuh, berzina atau minum khamer. Sang ulama berfikir sejenak, jika dia membunuh resikonya besar, keluarga yg dibunuh tidak akan trima, jika berzina maka orang yg di zinainya bisa menyebarkan aibnya, kemudian dia memilih minum khamar, pergilah dia ke sebuah penjual arak, dan meminum arak disana, tenyata dia mabuk dan tak kuat mengendalikan akal, sang penjual arak seorang perempuan, diperkosanyalah perempuan itu anaknya yang ingin membela ibunya yg diperkosa dibunuhnya, dan akhirnya jeritan itu diketahui penduduk sehingga dipukul beramai-ramai, dan diarak di alun-alun, kembali setan menyamar menjadi seorang hakim atau ketua suku yang mengadili dan menawarkan pembebasan. "kalau engkau menuruti yang aku printah maka engkau aku bebaskan"(kata setan yang menyamar hakim). "apa yang kau minta?" jawab ulama yg tersesat itu. "aku minta tunduklah padaku, percayalah padaku, dengan tundukkan kepalamu padaku sebagai tanda ketaatanmu" jwab setan. ulama' pun menurutinya, dan saat itu nyawanya diambil oleh malaikat maut. Naudzubillahi min dzalik. sungguh sejarah kehidupan yang sangat disayangkan.

Ya ikhwan, kewaspadaan terhadap kematian, dan akhir daripada sejarah hidup didunia sangat penting, kapan saja, dimana saja, dan dalam keadaan apapun, Allah maha kuasa untuk meng akhiri sejarah kehidupan kita. akankah akhir yang baik atau akhir yang buruk sungguh kita berlindung dari akhir yang buruk, jangan berikan celah kesempatan sedikitpun akan godaan iblis setan yang terkutuk, Nabiallah Adam diusir dari syurga dengan satu dosa, jangan biarkan satu dosa menyebabkan datangnya kemurkaan Allah apalagi dosa yang banyak segeralah bertaubat, mari kita bertaubat dengan Taubatan Nasuha.

Wallahu a'lamu bishowab. By : Komarudin Evendi 

--
Your Best Regard
www.rindurosul.wordpress.com
http://www.rumahvendi.phpnet.us

No comments: