Oleh : Habib Munzir Al-Mustawa
Menjawab orang yg meragukan hadits shohih tentang turunya isa.
Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Rahmat dan kelembutan Allah swt semoga selalu menerbitkan kebahagiaan pd hari hari anda,
saudaraku yg kumuliakan,
hal itu mereka munculkan pertama tama adalah menimbulkan syak pada hadits, lalu syak pula pada Alqur'an,
saudaraku, jika hadits tak bisa dipercaya penuh karena merupakan riwayat sahabat, maka Alqur'an..?, bukankah ALqur'anpun riwayat sahabat?, tahukah mereka bagaimana sejarah Alqur'an itu?,Alqur'an dijilid oleh para sahabat dan bukan oleh Nabi saw, namun setiap huruf huruf, susunan kalimatnya dan suratnya adalah aturan Nabi saw, namun diriwayatkan oleh sahabat,
jika melihat pada shahih bukhari, shahih muslim dll kita akan melihat ayat ayat Aqur'an terpecah pecah dalam riwayat, misalnya : dari fulan, dari fulan, dari fulan, yg mendengar sabda Nabi saw ketika kejadian ditempat anu, maka turunlah firman Nya swt yaitu...dst..dst...
nah.. inilah asal muasal Alqur'an, diriwayatkan oleh sahabat, dan Allah berjanji menjaga kebenaran Alqur;an sebagaimana firman Allah swt :"sungguh kamilah yg menurunkan peringatan dan kamilah yg menjaganya" (Alhijr-9).
maka ayat ini telah menafikan segala keraguan akan Alqur'an hingga akhir zaman, tiada muncul Alqur'an palsu maka akan segera ketahuan dan terbongkar kepalsuannya, dan inilah kehendak dari Yang Maha Menerbitkan matahari dan Bulan sepanjang zaman, manusia bisa saja lupa, lengah, dan silap, sahabat bukanlah hamba yg ma'shum, namun Allah swt Maha Benar menjamin kebenaran Alqur'an.
mereka itumencari celah agar kita ragu pada Alqur'an, sungguh Alqur'an berbeda dengan injil dll, karena kitab kitab itu bisa dipalsukan, maka Allah memperbaharuinya dengan kitab selanjutnya, dan Alqur'an tak adalagi kitab yg akan memperbaharuinya menunjukkan kitab ini berlaku hingga akhir zaman,
keterbatasan pengetahuan para sahabat terhadap kemodernisasian memang kita akui, namun kebenaran hadits hadits riwayat mereka tak bisa kita gubris jika telah dishahihkan apalagi oleh Imam Bukhari,
dimasa itu terdapat ribuan para pakar hadits, Imam Ibn Hajar mengklasifikasikan mereka dengan berbagai derajat, diantaranya adalah Alhafidh, yaitu orang yg telah hafal 100.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya.
jika hadits itu panjangnya satu baris misalnya, maka bisajadi dua halaman jika berikut sanad dan hukum matannya, yaitu hadits ini diriwayatkan oleh si fulan, dari fulan, dari fulan dari fulan, dari Rasul saw, nah.. semua nama pada rantai periwayat itu disebut sanad, dan masing masing mesti orang yg dikenal, tahun berapa lahirnya, dipastikan ia seorang jujur, dipastikan bahwa ia tidak pernah menipu, dipastikan bahwa ia bukan pelupa, dipastikan bahwa ia tak pernah sakit jiwa, dipastikan bahwa ia bukan orang yg tak pernah dusta, dipastikan ia mempunyai guru dan hubungan dengan para ahli hadits lainnya, dipastikan ia belum pernah ingkar sumpah, dipastikan bahwa ia bukan orang yg suka mengkhayal,
dan banyak lagi persyaratan ketat yg sangat pelik dan rumit barulah haditsnya diterima, lalu nama itu akan diperiksa lagi oleh ratusan ahli hadits sesudahnya, jika terkena celah satu saja sanadnya, misalnya ada 5 rantai periwayat kepada Imam Muslim, dari 5 periwayat ini kebetulan yg satu diantaranya ditemukan bahwa ia itu lemah hafalannya, maka langsung hadits itu menjadi dhoif...
jatuh derajatnya dari shahih menjadi dhoif..
ALhafidh adalah orang yg hafal 100.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya.
diatas itu adalagi tingkatan Al Hujjah, mereka adalah yg hafal 300.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya.
dan jumlah mereka ratusan dimasa itu, yaitu abad ke dua dan ketiga Hijriyah,
dari ratusan para pakar hadits terdapat 7 periwayat hadits terbesar dan tershahih dari lainnya, pengklasifikasian ini muncul sesudah masa mereka, dari ratusan muhaddits itu ada yg pada hadits hadits riwayat mereka itu ditemukan banyak celah dhoif padahal mereka sudah katakan shahih, maka inilah celah dan kealpaan mereka.
misalnya Imam fulan mengatakan hadits ini shahih, periwayatnya semua lulus, namun ada ternyata kemudian ditemukan sedikit celah bahwa ada diantara perawinya punya kelemahan, maka haditsnya yg Imam itu katakan shahih berubah menjadi dhoif,
maka di klasifikasikanlah mana Imam Imam yg paling sedikit celah pada hadits riwayat mereka, dikenal 7 Imam besar dari puluhan lainnya.
yaitu Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Nasai, Imam Tirmidzi, Imam Ibn Majah, Imam Abu Dawud, Imam Muslim dan Imam Bukhari.
dari 7 Imam besar ini hadits riwayat mereka lebih kuat jika berbenturan dengan hadits riwayat Imam selain mereka.
dari 7 Imam itu diklasifikasikan lagi mana yg terbaik, maka dari 7 itu jatuhlah Imam Ahmad bin Hanbal menjadi peringkat terakhir dikalahkan oleh 6 yg lainnya, dan Imam Ahmad bin Hanbal ini hafal 1 juta hadits berikut sanad dan hukum matannya,
diriwayatkan pada Tanbihul Mughtarrin oleh Imam Sya'raniy bahwa ketika seorang murid ingin menjadi murid beliau maka Imam Ahmad memberinya catatan 10 ribu hadits, seraya berkata : "ini hafalkan dulu, jika sudah hafal maka baru kau kuterima jadi muridku", maka murid yg mampu menghafalnya akan kembali pada Imam Ahmad dan yg tak mampu maka tak diterimanya.
maka datanglah seorang diantara mereka dan ia telah hafal 10 ribu hadits itu, maka Imam Ahmad berkata : "semua hadits yg kau hafal itu adalah hadits palsu, kau belum hafal satu hadits shahih pun..!, dan sengaja kuberi hadits palsu karena untuk latihan hafalanmu saja, karena jika kau kuberi hadits shahih, lalu kau salah salah menghafalnya maka kau akan menipu ummat hingga akhir zaman, maka kuberi hadits palsu, jika salahpun kau tak berdosa!",
lalu Imam Ahmad berkata lagi, menginaplah diruang tamuku, aku belum menentukan engkau lulus atau tidak, besok baru kuputuskan..
malam itu Imam Ahmad sebelum subuh menjenguk calon muridnya itu, apakah ia bangun qiyamullail..?, ternyata calon muridnya itu baru bangun setelah adzan subuh, maka selesai shalat subuh Imam Ahmad berkata : "engkau tidak lulus, aku tidak terima murid yg tidak qiyamullail walau ia memiliki hafalan yg kuat!".
inilah kehebatan mereka menjaga hadits Rasul saw, mesti kuat hafalan dan kesucian jiwanya, ini baru calon murid murid Imam Ahmad bin Hanbal, bagaimana dengan keadaan murid Imam Ahmad yg sudah diterima?, maka bagaimana dengan para Imam itu sendiri?, bagaimana dengan sahabat Nabi saw..??,
ini Imam Ahmad bin hanbal, diatas beliau masih ada 6 Imam besar yg lebih kuat riwayatnya, dan derajat tertinggi dari mereka adalah Abu Abdillah, Muhammad bin Ismail bin Bardizbah Al Bukhari, berikut sekilas sejarah beliau :
Al Hafidh Al Muhaddits, Hujjatul Islam wa Barakatul Anam Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al Bukhari rahimahullah
Beliau lahir pada hari jumat selepas shalat jumat 13 Syawal 194 H dan beliau wafat pada malam jumat yg sekaligus malam idul fitri th 256 H
Berkata Imam Muhammad bin Yusuf Al Farbariy, aku mendengar dari Najm bin Fudhail berkata : aku bermimpi Rasulullah saw dan kulihat Imam Bukhari dibelakang beliau saw, setiap beliau saw melangkah sebuah langkah, dan Imam Bukhari melangkah pula dan menaruhkan kakinya tepat dibekas pijakan Nabi saw.
Ketika dikatakan kepada Imam Bukhari bahwa ada disuatu wilayah yg barangsiapa orang asing yg datang ke wilayah mereka maka saat setelah shalat maka penduduk setempat akan mencobanya dg hadits hadits tentang shalat, maka Imam Bukhari berkata : "Bila aku diperlakukan seperti itu akan kukeluarkan 10 ribu hadits shahih mengenai shalat dihadapan mereka agar mereka bertobat dan tidak lagi mengulangi perbuatan buruk itu".
Imam Bukhari telah menulis shahih nya sebanyak sekitar 7000 hadits saat beliau belum berusia 17 tahun, dan ia telah hafal 100 ribu hadits shahih dan 200 ribu shahih di usia tersebut.
Berkata Imam Al Hafidh Muhammad bin Salam rahimahullah : "kalau datang si bocah ini maka aku terbata bata dan tak nyaman membaca hadits", dan ia berkata kepada seorang tamunya yg datang setelah Imam Bukhari pergi : "kalau kau datang lebih cepat sedikit kau akan berjumpa dg bocah yg hafal lebih dari 70 ribu hadits..", maka tamunya segera bergegas menyusul Imam Bukhari, dan Imam Bukhari berkata : "sungguh aku hafal lebih dari itu, dan akan kujelaskan padamu semua masing masing sanad periwayat hadits nya, dimana lahirnya, tahun kelahiran dan wafatnya, sifat dan sejarah periwayat sanad2 nya dari semua hadits itu".
Ketika salah seorang perawi hadits bertanya kepada Imam Bukhari mengenai nama nama periwayat, gelar, bentuk kesalahan sanad hadits dll maka Imam Bukhari menjawabnya bagaikan membaca surat Al Ikhlas.
Berkata Imam Bukhari : "aku berharap menghadap Allah tanpa ada hisab bahwa aku pernah menggunjing aib orang lain".
Suatu hari Imam Bukhari mengimami shalat dhuhur disebuah kebun korma, dan didalam bajunya terdapat seekor Zanbur (kumbang hitam) yg menggigit dan menyengatnya hingga 16 sengatan, selepas shalat Imam Bukhari berkata dengan tenang : "coba kalian lihat ada apakah didalam baju lenganku ini", maka ditemukanlah 16 luka sengatan kumbang di tubuhnya.
Suatu ketika Imam Bukhari membacakan sanad hadits dan saat ia melirik dilihatnya ada orang yg terkesima dg ucapannya, dan Imam Bukhari tertawa dalam hati, keesokan harinya Imam Bukhari mencari orang itu dan meminta maaf dan ridho karena telah menertawakannya, padahal ia hanya menertawakan didalam hati.
Diriwayatkan ketika Imam Bukhari sedang mengajari hadits kepada salah seorang muridnya dan ia tampak bosan, maka Imam Bukhari berkata : "para pedagang sibuk dg perdagangannya, para pegawai sibuk dengan pekerjaannya, dan engkau bersama Nabi Muhammad saw".
Imam Bukhari menulis shahih nya (Shahih Bukhari) di Raudhah, yaitu antara Mimbar dan Makam Rasulullah saw di Masjid Nabawiy Madinah Almunawwarah, dan ia mandi dan berwudhu lalu shalat 2 rakaat baru menulis satu hadits, lalu kembali mandi, berwudhu dan shalat 2 rakaat, lalu menulis 1 hadits lagi, demikian hingga selesai di hadits no.7124. maka selesailah 7000 hadits itu ditulis di kitab beliau, dengan bertabarruk dg Makam Rasulullah saw dan Mimbar Rasul saw.
Berkata Imam Muslim dihadapan Imam Bukhari : "Izinkan aku mencium kedua kakimu wahai Pemimpin para Muhadditsin, Raja dari semua guru hadits".
Dikatakan kepada Imam Bukhari, mengapa tak kau balas orang yg memfitnahmu dan mencacimu?, ia menjawab : "aku teringat ucapan Rasul saw : "akan muncul kelak ikhitilaf dan perpecahan, maka bersabarlah hingga kalian menjumpai aku di telaga haudh".
Imam Bukhari mempunyai akal yg jenius, dan ia hafal bila mendengar 1X saja. Atau membaca 1X saja. Hingga ketika suatu ketika Imam Bukhari dicoba dan diajukan padanya 100 hadits yg dikacaukan dan dibolak balik sanadnya, maka Imam Bukhari berkata : "tidak tahu… tidak tahu", hingga hadits yg ke seratus, lalu Imam Bukhari berpidato, mengulang hadits yg pertama yg disebut si penanya : "Kau tadi sebut hadits dg sanad seperti ini, dan yg benar adalah begini", demikian hadits kedua.. ketiga… hingga 100 hadits.
Ketika telah wafatnya Imam Bukhari, terjadi kekeringan yg berkepanjangan, maka par Ulama, Huffadh dan Muhadditsin dari wilayah samraqand berduyun duyun ke Makam Imam Bukhari, lalu mereka bertawassul pada Imam Bukhari, maka hujanpun turun dengan derasnya hingga 7 malam mereka tertahan dan tak bisa pulang ke samraqand karena derasnya hujan. (sumber : Tadzkiratul Huffadh dan Siyar A'lamunnubala).
--
Rasul saw bersabda : "Demi Allah yang jiwaku ditanganNya. Sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun ditengah-tengah kamu. Dia akan menjadi Hakim yang adil, dan menghancurkan salib, membunuh Babi, dan mewajibkan orang kafir mengeluarkan Jizyah (semacam zakat), dan membagi bagikan harta hingga tak lagi ada yg menerimanya (Shahih Muslim, Shahih Bukhari dll). Jadi yg akan menghancurkan semua gereja dan salib dimuka bumi adalah Isa bin Maryam as.
Allah swt berfirman : "Wahai Ahlulkitab, jangan membuat tipuan pada agama kalian, dan jangan berkata kecuali yg benar, sungguh Isa bin Maryam hanyalah utusan Allah dan penyampai kalimat Nya, Aku yg menaruhnya pada Maryam dari tiupan kehidupan dari Nya, maka berimanlah kalian (wahai kristen) kepada Allah dan kepada Rasul Rasul Nya, dan Jangan sesekali kalian katakana ada trinitas!, hentikanlah..!, sungguh Allah itu Tuhan Yang Esa, Maha Suci Dia dari memiliki putra!, (QS Annisa 171), silahkan lihat semua tafsir.
mengenai bantahan mereka bahwa Isa as itu wafat telah dijelaskan oleh Allah swt :
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا نًا
Ucapan mereka : Sungguh kami telah membunuh Isa bin Maryam utusan Allah, dan tiadalah mereka membunuhnya dengan yakin, dan mereka tidak menyalibnya, namun diserupakan orang lain untuk mereka, sungguh yg berselisih dalam hal ini berada dalam keraguan, mereka tak memiliki dasar bukti kecuali menyangka nyangka, dan tiadalah mereka membunuhnya dengan yakin" (QS Annisa 157).
jika mereka menyalahkan terjemahan departemen agama maka silahkan buka semua tafsir dan terjemah Alqur'an lainnya dari bahasa indonesia, arab, inggris, perancis dan semua tafsir dan terjemah Alqur;an, adakah yg sesuai dengan pendapat mereka?,
tidak ada.
kecuali penafsiran potongan mereka saja, dan sungguh Alqur;an ini tak bisa digunting gunting dan dipotong semaunya, ia adalah ayat yg terikat satu sama lain, terikat dengan hadits pula saling menguatkan bagaikan rantai yg jika diguncang satu simpulnya akan bergerak keseluruhannya hingga ujung simpul lainnya, menunjukkan keselarasan dan perpaduan yg sempurna.
maka tuduhan mereka atas Alqur'an dan shahih bukhari telah pupus.., karena manuscript2 dan riwayat riwayat bantahan mereka tak bisa dibuktikan kebenarannya,
bisakah dipreteli satu persatu periwayatnya?, tanggal lahir dan wafatnya?, sifat sifatnya?, kebiasaan baik dan buruknya?, disaksikan puluhan orang lain sezamannya yg menyaksikan kejujuran mereka, bahwa mereka tak pernah dusta, tak pernah gila, tak pernah mabuk, tak pernah sumpah palsu, tak pernah berbuat fasiq, kuat hafalannya, dan ratusan persyaratan yg dibebankan pada para periwayat hadits kita?
dari semua Muhaddits yg meriwayatkan hadits, yg paling jeli dan sangat teramat selektif adalah Imam Bukhari, dan ia telah disaksikan oleh ribuan ALhafidh (anda ingatkan ALhafidh adalah orang yg hafal 100.000 hadits dg sanad dan hukum matannya) bahwa tak ada celah kelemahan dalam periwayat hadits Imam Bukhari pada riwayat dan pada matannya.
adakah kesaksian ini pada riwayat mereka yg dipakai menentang riwayat shahih Bukhari...?
minta kejelasan sanad pada mereka yg menyampaikan riwayat penentangan itu, siapa yg mengatakannya, siapa yg meriwayatkannya, satu persatu dari zaman ke zaman hingga tertulis dalam buku,
mungkin sepuluh periwayat..?, sebutkah satu persatu berikut biografi mereka semua itu, dan kesaksian ratusan alhafidh, jika tak ada ALhafidh di kaum nasrani ini maka bolehlah ratusan pastor, berikut nama nama pastor itu dan biografi mereka pula bahwa pastor2 yg bersaksi itu tak pernah dusta, yg membenarkan bahwa riwayat mereka itu bisa dipertanggungjawabkan.
Alhmadulillah yg telah menjadikan kita di agama islam..
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,
saya jadi makin salut pada anda saudaraku dan makin rindu.
salam rindu
Tentang Hadits Dho'ief
Hadits Dhoif adalah hadits yg lemah hukum sanad periwayatnya atau pada hukum matannya, mengenai beramal dg hadits dhaif merupakan hal yg diperbolehkan oleh para Ulama Muhadditsin,
Hadits dhoif tak dapat dijadikan Hujjah atau dalil dalam suatu hukum, namun tak sepantasnya kita menafikan (meniadakan) hadits dhoif, karena hadits dhoif banyak pembagiannya,
Dan telah sepakat jumhur para ulama untuk menerapkan beberapa hukum dg berlandaskan dg hadits dhoif, sebagaimana Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah, menjadikan hukum bahwa bersentuhan kulit antara pria dan wanita dewasa tidak membatalkan wudhu, dengan berdalil pada hadits Aisyah ra bersama Rasul saw yg Rasul saw menyentuhnya dan lalu meneruskan shalat tanpa berwudhu, hadits ini dhoif, namun Imam Ahmad memakainya sebagai ketentuan hukum thaharah.
Hadits dhoif ini banyak pembagiannya, sebagian ulama mengklasifikasikannya menjadi 81 bagian, adapula yg menjadikannya 49 bagian dan adapula yg memecahnya dalam 42 bagian, namun para Imam telah menjelaskan kebolehan beramal dengan hadits dhoif bila untuk amal shalih, penyemangat, atau manaqib, inilah pendapat yg mu'tamad, namun tentunya bukanlah hadits dhoif yg telah digolongkan kepada hadits palsu.
Sebagian besar hadits dhoif adalah hadits yang lemah sanad perawinya atau pada matannya, tetapi bukan berarti secara keseluruhan adalah palsu, karena hadits palsu dinamai hadits munkar, atau mardud, Batil, maka tidak sepantasnya kita menggolongkan semua hadits dhaif adalah hadits palsu, dan menafikan (menghilangkan) hadits dhaif karena sebagian hadits dhaif masih diakui sebagai ucapan Rasul saw, dan tak satu muhaddits pun yg berani menafikan keseluruhannya, karena menuduh seluruh hadist dhoif sebagai hadits yg palsu berarti mendustakan ucapan Rasul saw dan hukumnya kufur.
Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yg sengaja berdusta dengan ucapanku maka hendaknya ia bersiap siap mengambil tempatnya di neraka" (Shahih Bukhari hadits no.110),
Sabda beliau SAW pula : "sungguh dusta atasku tidak sama dengan dusta atas nama seseorang, barangsiapa yg sengaja berdusta atas namaku maka ia bersiap siap mengambil tempatnya di neraka" (Shahih Bukhari hadits no.1229),
Cobalah anda bayangkan, mereka yg melarang beramal dengan seluruh hadits dhoif berarti mereka melarang sebagian ucapan / sunnah Rasul saw, dan mendustakan ucapan Rasul saw.
Wahai saudaraku ketahuilah, bahwa hukum hadits dan Ilmu hadits itu tak ada di zaman Rasulullah saw, ilmu hadits itu adalah Bid'ah hasanah, baru ada sejak Tabi'in, mereka membuat syarat perawi hadits, mereka membuat kategori periwayat yg hilang dan tak dikenal, namun mereka sangat berhati hati karena mereka mengerti hukum, bila mereka salah walau satu huruf saja, mereka bisa menjebak ummat hingga akhir zaman dalam kekufuran, maka tak sembarang orang menjadi muhaddits, lain dengan mereka ini yg dengan ringan saja melecehkan hadits Rasulullah saw.
demikian saudaraku yg kumuliakan..
My personal web: http://pujakesula.blogspot.com or http://endyenblogs.multiply.com/journal Hadits dhoif tak dapat dijadikan Hujjah atau dalil dalam suatu hukum, namun tak sepantasnya kita menafikan (meniadakan) hadits dhoif, karena hadits dhoif banyak pembagiannya,
Dan telah sepakat jumhur para ulama untuk menerapkan beberapa hukum dg berlandaskan dg hadits dhoif, sebagaimana Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah, menjadikan hukum bahwa bersentuhan kulit antara pria dan wanita dewasa tidak membatalkan wudhu, dengan berdalil pada hadits Aisyah ra bersama Rasul saw yg Rasul saw menyentuhnya dan lalu meneruskan shalat tanpa berwudhu, hadits ini dhoif, namun Imam Ahmad memakainya sebagai ketentuan hukum thaharah.
Hadits dhoif ini banyak pembagiannya, sebagian ulama mengklasifikasikannya menjadi 81 bagian, adapula yg menjadikannya 49 bagian dan adapula yg memecahnya dalam 42 bagian, namun para Imam telah menjelaskan kebolehan beramal dengan hadits dhoif bila untuk amal shalih, penyemangat, atau manaqib, inilah pendapat yg mu'tamad, namun tentunya bukanlah hadits dhoif yg telah digolongkan kepada hadits palsu.
Sebagian besar hadits dhoif adalah hadits yang lemah sanad perawinya atau pada matannya, tetapi bukan berarti secara keseluruhan adalah palsu, karena hadits palsu dinamai hadits munkar, atau mardud, Batil, maka tidak sepantasnya kita menggolongkan semua hadits dhaif adalah hadits palsu, dan menafikan (menghilangkan) hadits dhaif karena sebagian hadits dhaif masih diakui sebagai ucapan Rasul saw, dan tak satu muhaddits pun yg berani menafikan keseluruhannya, karena menuduh seluruh hadist dhoif sebagai hadits yg palsu berarti mendustakan ucapan Rasul saw dan hukumnya kufur.
Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yg sengaja berdusta dengan ucapanku maka hendaknya ia bersiap siap mengambil tempatnya di neraka" (Shahih Bukhari hadits no.110),
Sabda beliau SAW pula : "sungguh dusta atasku tidak sama dengan dusta atas nama seseorang, barangsiapa yg sengaja berdusta atas namaku maka ia bersiap siap mengambil tempatnya di neraka" (Shahih Bukhari hadits no.1229),
Cobalah anda bayangkan, mereka yg melarang beramal dengan seluruh hadits dhoif berarti mereka melarang sebagian ucapan / sunnah Rasul saw, dan mendustakan ucapan Rasul saw.
Wahai saudaraku ketahuilah, bahwa hukum hadits dan Ilmu hadits itu tak ada di zaman Rasulullah saw, ilmu hadits itu adalah Bid'ah hasanah, baru ada sejak Tabi'in, mereka membuat syarat perawi hadits, mereka membuat kategori periwayat yg hilang dan tak dikenal, namun mereka sangat berhati hati karena mereka mengerti hukum, bila mereka salah walau satu huruf saja, mereka bisa menjebak ummat hingga akhir zaman dalam kekufuran, maka tak sembarang orang menjadi muhaddits, lain dengan mereka ini yg dengan ringan saja melecehkan hadits Rasulullah saw.
demikian saudaraku yg kumuliakan..

No comments:
Post a Comment