MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTRI KITA TANPA SYARAT? Ini cerita nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo, Direktur Fortis Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia. Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar sekali. Silahkan baca dan dihayati. *MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT* - - - sebuah perenungan Buat para suami baca ya … istri & calon istri juga boleh.. Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua.. mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi. Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha Pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah. Pada suatu hari ke empat anak Suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk Ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan Ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu … semua anaknya berhasil. Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata "Pak kami ingin sekali merawat Ibu semenjak kami kecil melihat Bapak merawat Ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir Bapak. … bahkan Bapak tidak ijinkan kami menjaga Ibu". dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya "sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan Bapak menikah lagi, kami rasa Ibupun akan mengijinkannya, kapan Bapak menikmati masa tua Bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat Bapak, kami janji kami akan merawat Ibu sebaik-baik secara bergantian ..." Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka."Anak2ku … Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin Bapak akan menikah … tapi ketahuilah dengan adanya Ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian ... sejenak kerongkongannya tersekat … kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. Coba kalian tanya Ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini? Kalian menginginkan Bapak bahagia, apakah batin Bapak bisa bahagia meninggalkan Ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan Bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan Ibumu yg masih sakit." Sejenak meledaklah tangis anak2 Pak Suyatno merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata Ibu Suyatno … dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.. Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat sendiri Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah Pak Suyatno bercerita. "Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya dengan hati dan batinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2 ... Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama … dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,," BILA ANDA MERASA BAHAN RENUNGAN INI SANGAT BERMANFAAT BAGI ANDA DAN BAGI ORANG LAIN, MOHON KIRIM EMAIL INI KE TEMAN, FAMILY DAN KERABAT ANDA LAINNYA SEMOGA BERMANFAAT |
Monday, July 28, 2008
Re: mampukah kita mencintai istri kita tanpa syarat??
Friday, July 18, 2008
Cerita tsa'labah
Seorang sahabat Nabi yang amat miskin datang pada Nabi sambil mengadukan tekanan ekonomi yg dialaminya. Tsa'labah, nama sahabat tersebut, memohon Nabi untuk berdo'a supaya Allah memberikan rezeki yang banyak kepadanya. Semula Nabi menolak permintaan tersebut sambil menasehati Tsa'labah agar meniru kehidupan Nabi saja. Namun Tsa'labah terus mendesak. Kali ini dia mengemukakan argumen yang sampai kini masih sering kita dengar, "Ya Rasul, bukankah kalau Allah memberikan kekayaan kepadaku, maka aku dapat memberikan kepada setiap orang haknya.
Nabi kemudian mendo'akan Tsa'labah. Tsa'labah mulai membeli ternak. Ternaknya berkembang pesat sehingga ia harus membangun pertenakakan agak jauh dari Madinah. Seperti bisa diduga, setiap hari ia sibuk mengurus ternaknya. Ia tidak dapat lagi menghadiri shalat jama'ah bersama Rasul di siang hari.
Hari-hari selanjutnya, ternaknya semakin banyak; sehingga semakin sibuk pula Tsa'labah mengurusnya. Kini, ia tidak dapat lagi berjama'ah bersama Rasul. Bahkan menghadiri shalat jum'at dan shalat jenazah pun tak bisa dilakukan lagi.
Ketika turun perintah zakat, Nabi menugaskan dua orang sahabat untuk menarik zakat dari Tsa'labah. Sayang, Tsa'labah menolak mentah-mentah utusan Nabi itu. Ketika utusan Nabi datang hendak melaporkan kasus Tsa'labah ini, Nabi menyambut utusan itu dengan ucapan beliau, "Celakalah Tsa'labah!" Nabi murka, dan Allah pun murka!
Saat itu turunlah Qs at-Taubah: 75-78
* "Dan diantara mereka ada yang telah berikrar kepada Allah, "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh."
* Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).
* Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta.
* Tidaklah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui yang ghaib?"
Tsa'labah mendengar ada ayat turun mengecam dirinya, ia mulai ketakutan. Segera ia temui Nabi sambil menyerahkan zakatnya. Akan tetapi Nabi menolaknya, "Allah melarang aku menerimanya." Tsa'labah menangis tersedu-sedu.
Setelah Nabi wafat, Tsa'labah menyerahkan zakatnya kepada Abu Bakar, kemudian Umar. tetapi kedua Khalifah itu menolaknya. Tsa'labah meninggal pada masa Utsman.
Dimanakah Ts'alabah sekarang? Jangan-jangan kitalah Tsa'labah-Tsa'labah baru yang dengan linangan air mata memohon agar rezeki Allah turun kepada kita, dan ketika rezeki itu turun, dengan sombongnya kita lupakan ayat-ayat Allah.
Bukankah kita dengan alasan sibuk berbisnis tak lagi sempat sholat lima waktu. Bukankah dengan alasan ada "meeting penting" kita lupakan perintah untuk sholat Jum'at. Bukankah ketika ada yang meminta sedekah dan zakat kita ceramahi mereka dengan cerita bahwa harta yang kita miliki ini hasil kerja keras, siang-malam membanting tulang; bukan turun begitu saja dari langit, lalu mengapa kok orang-orang mau enaknya saja minta sedekah tanpa harus kerja keras.
Kitalah Tsa'labah....Tsa'labah ternyata masih hidup dan "mazhab"-nya masih kita ikuti...
Konon, ada riwayat yang memuat saran Nabi Muhammad saw (dan belakangan digubah menjadi puisi oleh Taufik ismail), "Bersedekahlah, dan jangan tunggu satu hari nanti di saat engkau ingin bersedekah tetapi orang miskin menolaknya dan mengatakan, "kami tak butuh uangmu, yang kami butuhkan adalah darahmu!"
Dahulu Tsa'labah menangis di depan Nabi yang tak mau menerima zakatnya. Sekarang ditengah kesenjangan sosial di negeri kita, jangan-jangan kita bukan hanya akan menangis namun berlumuran darah ketika orang miskin menolak sedekah dan zakat kita!
Na'udzubillah...
Dalam kisah ini menunjukkah bahwa kita boleh meminta seseorang untuk mendoakan kita putry.. :)

Sang Murobi: Jangan seperti Monyet
Adegannya begini :
Saat Ustadz Rahmat Abdullah menaiki tangga gedung Kindo, beliau bertemu dengan seseorang (diperankan oleh sahabat saya, yang sudah mewanti-wanti untuk tidak disebutkan namanya sebelum film ini jadi. "Takut ngetop!" katanya bercanda). Seseorang itu curhat pada Ustadz Rahmat.
Seseorang:
Ustadz, gimana nih? Teman-teman udah pada kendor semangatnya. Kalau kita ketemu nggak pernah ngomongin pengajian lagi. Yang diomongin soal ekonomi… politik… Gimana dong, tadz?!
Ustadz Rahmat:
Akhi, antum mesti sabar dan ikhlas. Antum tahu monyet?
Seseorang:
Ya, tahu Ustadz. Tapi bukan ane kan monyetnya?
Ustadz Rahmat:
(Tersenyum) Ada ceritera, seekor monyet nangkring di pucuk pohon kelapa. Dia nggak sadar lagi diintip sama tiga angin gede. Angin Topan, Tornado sama Bahorok. Tiga angin itu rupanya pada ngomongin, siapa yang bisa paling cepet jatuhin si monyet dari pohon kelapa. Angin Topan bilang, dia cuma perlu waktu 45 detik. Angin Tornado nggak mau kalah, 30 detik. Angin Bahorok senyum ngeledek, 15 detik juga jatuh tuh monyet. Akhirnya satu persatu ketiga angin itu maju. Angin Topan duluan, dia tiup sekenceng-kencengnya, Wuuusss…. Merasa ada angin gede datang, si monyet langsung megang batang pohon kelapa. Dia pegang sekuat-kuatmya. Beberapa menit lewat, nggak jatuh-jatuh tuh monyet. Angin Topan pun nyerah. Giliran Angin Tornado. Wuuusss… Wuuusss… Dia tiup sekenceng-kencengnya. Ngga jatuh juga tuh monyet. Angin Tornado nyerah. Terakhir, angin Bahorok. Lebih kenceng lagi dia tiup. Wuuuss… Wuuuss… Wuuuss… Si monyet malah makin kenceng pegangannya. Nggak jatuh-jatuh. Ketiga angin gede itu akhirnya ngakuin, si monyet memang jagoan. Tangguh. Daya tahannya luar biasa.
Ngga lama, datang angin Sepoi-Sepoi. Dia bilang mau ikutan jatuhin si monyet. Diketawain sama tiga angin itu. Yang gede aja nggak bisa, apalagi yang kecil. Nggak banyak omong, angin Sepoi-Sepoi langsung niup ubun-ubun si monyet. Psssss… Enak banget. Adem… Seger… Riyep-riyep matanya si monyet. Nggak lama ketiduran dia. Lepas pegangannya. Jatuh tuh si monyet.
Nah, akhi. Tantangan dakwah seperti itu. Diuji dengan kesusahan… Dicoba dengan penderitaan… Insya Allah, kita kuat. Tapi jika diuji oleh Allah dengan kenikmatan, ini yang kita mesti hati-hati. Antum mesti sabar… ikhlas… Ingetin terus temen-temen antum, jangan seperti monyet…

Hati yang Malu
Hati yang Malu
Suatu hari, demikian dikisahkan, seorang lelaki mendatangi Imam Hambali (780-855). Ia lelaki yang banyak bergelimang maksiat. Tiba-tiba ia datang ke majelis pengajian Imam Hambali untuk menceritakan mimpinya. Dalam mimpi itu, kata lelaki itu, ia merasa tengah berada dalam kerumunan manusia yang ada di hadapan Rosululloh shollallohu 'alaihi wassalam. Rosul tampak berada di tempat yang agak tinggi. Satu per satu, orang-orang mendatangi Rosul dan berkata,
"Doakan saya ya Rosululloh."
Rosul pun mendoakan orang-orang itu.
"Akhirnya tinggal aku sendiri," kata lelaki yang menceritakan mimpinya itu.
"Aku pun sangat ingin mendatangi beliau, tapi aku malu atas berbagai maksiat yang telah kulakukan.
Rosul lalu berkata,
"Mengapa kau tidak datang kepadaku dan minta kudoakan?"
"Wahai Rosululloh," kata lelaki itu, "Aku terhalang oleh rasa malu akibat perbuatan-perbuatan burukku di masa lalu."
"Kalau engkau merasa terhalang oleh rasa malu, berdirilah dan mintalah agar aku mendoakanmu. Bukankah engkau tak pernah menghina para sahabatku," jawab Rosul dalam mimpi tersebut.
Itu hanya sebuah kisah kecil dari pergulatan panjang umat manusia meninggalkan kemaksiatan untuk hijrah ke bumi kebaikan. Perjumpaan serta dialog dengan Rosul pun hanya ada dalam mimpi, bukan dalam kenyataan. Mimpi bukanlah dasar yang kukuh untuk dijadikan pegangan, walau para pecinta sejati Rosululloh meyakini bahwa mimpi bertemu Rosululloh adalah sama dengan pertemuan yang sebenarnya, dan mimpi seperti itu hanya mungkin dialami oleh mereka yang mendapat syafaat.
Tapi Imam Hambali menghargai keterangan lelaki pendosa tersebut. Laki-laki itu punya rasa malu atas perbuatan-perbuatan buruknya. Rasa malu itu yang mencegahnya terperosok semakin dalam ke jurang kemaksiatan, dan malah mengangkatnya ke dataran kebaikan. Mimpi itu adalah jalan yang mengantarkannya menuju pertobatan dengan menemui Imam Hambali. Maka, Imam Hambali pun berkata pada lelaki itu untuk menyebarkan kisah tersebut agar memberi kemanfaatan pada orang-orang lain.
Di dalam perjalanan manusia sebagai hamba untuk mendekat pada Sang Kekasih, Alloh Azza Wajalla, rasa malu baru merupakan tangga yang pertama. Masih sangat jauh dari perwujudan rasa cinta yang semestinya. Tapi, apa yang membuat kita dapat mencapai tangga ke-99 bila tangga pertama pun kita tak sanggup menapakinya? Bukankah kita tak melupakan petunjuk Rosululloh bahwa "Malu adalah sebagian dari iman" ?
Rosul sekalipun menggenggam rasa malu di hadapan Alloh Sang Maha Penyayang. Setidaknya itu tercetus dalam kisah Mi'raj, saat Muhammad shollallohu 'alaihi wassalam menerima perintah secara langsung agar umatnya menegakkan sholat. Konon, mula-mula Alloh memerintahkan sholat 50 kali dalam sehari. Rosululloh sempat menyanggupi, namun Rosul lain yang ditemui dalam perjalanan gaib tersebut mengingatkannya bahwa tugas itu terlalu berat bagi umat Muhammad.
Rosul pun meminta keringanan sehingga tugas diturunkan lima kali. Masih terlalu berat, Rosul meminta keringanan lagi. Demikian terus-menerus hingga kewajiban sholat hanya lima kali sehari. Saat itu, Muhammad shollallohu 'alaihi wassalam diingatkan bahwa lima kali sehari masih terlampau berat. Namun, Rosul telah malu hati untuk kembali mengajukan keringanan pada Alloh subhanahu wa ta'ala.
Hanya Alloh yang Maha Tahu seberapa benar kisah tersebut, tapi kisah itu telah menunjukkan peran malu dalam kehidupan ruhaniah Rosul. Punyakah kita rasa malu karena mengabaikan sholat? Malukah kita karena hanya punya sedikit tabungan kebaikan dalam kehidupan ini.
Alloh menyaksikan setiap langkah kita. Maka semestinya kita malu berbuat hal yang mubazir, apalagi maksiat, di hadapan-Nya. Semestinya kita malu tak cukup beribadah kepada-Nya. Semestinya kita malu bila tidak berkerja keras menyelesaikan amanat-masing-masing.
Semestinya kita malu tidak mensyukuri nikmat, menuntut kenaikan gaji dengan mengumpat-umpat bukan dengan meningkatkan kualitas kerja sendiri. Semestinya kita malu bila menjadi atasan tak mampu mengangkat nasib bawahan, dan sebagai pemimpin gagal menyejahterakan rakyat yang kita pimpin. Lazimnya, kita hanya malu untuk urusan duniawi di hadapan manusia lain, bukan urusan kebaikan di hadapan Tuhan.
Tokoh sufi Rabi'ah Al-Adawiyah juga mengungkapkan rasa malunya. Suatu saat, ia ditanya mengapa tidak minta pertolongan materi dari sahabat-sahabatnya. Rabi'ah menjawab tenang. "Aku malu kalau harus minta materi pada Alloh, padahal Dialah pemilik segala materi. Apakah aku harus minta materi pada orang yang jelas bukan pemilik materi itu."
Suatu doa acap dikumandangkan sebagai pujian di lingkungan pesantren. "Tuhanku, aku merasa tak pantas untuk mendapat surga-Mu. Tapi akupun tak sanggup menanggung azab neraka-Mu. Maka terimalah tobatku, maafkan segala dosaku. Sungguh Engkau adalah Pengampun Yang Maha Besar."
Rasa malu telah membuat seorang wali Alloh memanjatkan doa itu. Tidakkah kita malu bila tak mengikuti jalan yang telah ditempuh Rosululloh dan para wali Alloh untuk menuju ke haribaan-Nya?

Sunday, July 13, 2008
Menjawab orang yg meragukan hadits shohih tentang turunya isa.
Rahmat dan kelembutan Allah swt semoga selalu menerbitkan kebahagiaan pd hari hari anda,
saudaraku yg kumuliakan,
hal itu mereka munculkan pertama tama adalah menimbulkan syak pada hadits, lalu syak pula pada Alqur'an,
saudaraku, jika hadits tak bisa dipercaya penuh karena merupakan riwayat sahabat, maka Alqur'an..?, bukankah ALqur'anpun riwayat sahabat?, tahukah mereka bagaimana sejarah Alqur'an itu?,Alqur'an dijilid oleh para sahabat dan bukan oleh Nabi saw, namun setiap huruf huruf, susunan kalimatnya dan suratnya adalah aturan Nabi saw, namun diriwayatkan oleh sahabat,
jika melihat pada shahih bukhari, shahih muslim dll kita akan melihat ayat ayat Aqur'an terpecah pecah dalam riwayat, misalnya : dari fulan, dari fulan, dari fulan, yg mendengar sabda Nabi saw ketika kejadian ditempat anu, maka turunlah firman Nya swt yaitu...dst..dst...
nah.. inilah asal muasal Alqur'an, diriwayatkan oleh sahabat, dan Allah berjanji menjaga kebenaran Alqur;an sebagaimana firman Allah swt :"sungguh kamilah yg menurunkan peringatan dan kamilah yg menjaganya" (Alhijr-9).
maka ayat ini telah menafikan segala keraguan akan Alqur'an hingga akhir zaman, tiada muncul Alqur'an palsu maka akan segera ketahuan dan terbongkar kepalsuannya, dan inilah kehendak dari Yang Maha Menerbitkan matahari dan Bulan sepanjang zaman, manusia bisa saja lupa, lengah, dan silap, sahabat bukanlah hamba yg ma'shum, namun Allah swt Maha Benar menjamin kebenaran Alqur'an.
mereka itumencari celah agar kita ragu pada Alqur'an, sungguh Alqur'an berbeda dengan injil dll, karena kitab kitab itu bisa dipalsukan, maka Allah memperbaharuinya dengan kitab selanjutnya, dan Alqur'an tak adalagi kitab yg akan memperbaharuinya menunjukkan kitab ini berlaku hingga akhir zaman,
keterbatasan pengetahuan para sahabat terhadap kemodernisasian memang kita akui, namun kebenaran hadits hadits riwayat mereka tak bisa kita gubris jika telah dishahihkan apalagi oleh Imam Bukhari,
dimasa itu terdapat ribuan para pakar hadits, Imam Ibn Hajar mengklasifikasikan mereka dengan berbagai derajat, diantaranya adalah Alhafidh, yaitu orang yg telah hafal 100.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya.
jika hadits itu panjangnya satu baris misalnya, maka bisajadi dua halaman jika berikut sanad dan hukum matannya, yaitu hadits ini diriwayatkan oleh si fulan, dari fulan, dari fulan dari fulan, dari Rasul saw, nah.. semua nama pada rantai periwayat itu disebut sanad, dan masing masing mesti orang yg dikenal, tahun berapa lahirnya, dipastikan ia seorang jujur, dipastikan bahwa ia tidak pernah menipu, dipastikan bahwa ia bukan pelupa, dipastikan bahwa ia tak pernah sakit jiwa, dipastikan bahwa ia bukan orang yg tak pernah dusta, dipastikan ia mempunyai guru dan hubungan dengan para ahli hadits lainnya, dipastikan ia belum pernah ingkar sumpah, dipastikan bahwa ia bukan orang yg suka mengkhayal,
dan banyak lagi persyaratan ketat yg sangat pelik dan rumit barulah haditsnya diterima, lalu nama itu akan diperiksa lagi oleh ratusan ahli hadits sesudahnya, jika terkena celah satu saja sanadnya, misalnya ada 5 rantai periwayat kepada Imam Muslim, dari 5 periwayat ini kebetulan yg satu diantaranya ditemukan bahwa ia itu lemah hafalannya, maka langsung hadits itu menjadi dhoif...
jatuh derajatnya dari shahih menjadi dhoif..
ALhafidh adalah orang yg hafal 100.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya.
diatas itu adalagi tingkatan Al Hujjah, mereka adalah yg hafal 300.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya.
dan jumlah mereka ratusan dimasa itu, yaitu abad ke dua dan ketiga Hijriyah,
dari ratusan para pakar hadits terdapat 7 periwayat hadits terbesar dan tershahih dari lainnya, pengklasifikasian ini muncul sesudah masa mereka, dari ratusan muhaddits itu ada yg pada hadits hadits riwayat mereka itu ditemukan banyak celah dhoif padahal mereka sudah katakan shahih, maka inilah celah dan kealpaan mereka.
misalnya Imam fulan mengatakan hadits ini shahih, periwayatnya semua lulus, namun ada ternyata kemudian ditemukan sedikit celah bahwa ada diantara perawinya punya kelemahan, maka haditsnya yg Imam itu katakan shahih berubah menjadi dhoif,
maka di klasifikasikanlah mana Imam Imam yg paling sedikit celah pada hadits riwayat mereka, dikenal 7 Imam besar dari puluhan lainnya.
yaitu Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Nasai, Imam Tirmidzi, Imam Ibn Majah, Imam Abu Dawud, Imam Muslim dan Imam Bukhari.
dari 7 Imam besar ini hadits riwayat mereka lebih kuat jika berbenturan dengan hadits riwayat Imam selain mereka.
dari 7 Imam itu diklasifikasikan lagi mana yg terbaik, maka dari 7 itu jatuhlah Imam Ahmad bin Hanbal menjadi peringkat terakhir dikalahkan oleh 6 yg lainnya, dan Imam Ahmad bin Hanbal ini hafal 1 juta hadits berikut sanad dan hukum matannya,
diriwayatkan pada Tanbihul Mughtarrin oleh Imam Sya'raniy bahwa ketika seorang murid ingin menjadi murid beliau maka Imam Ahmad memberinya catatan 10 ribu hadits, seraya berkata : "ini hafalkan dulu, jika sudah hafal maka baru kau kuterima jadi muridku", maka murid yg mampu menghafalnya akan kembali pada Imam Ahmad dan yg tak mampu maka tak diterimanya.
maka datanglah seorang diantara mereka dan ia telah hafal 10 ribu hadits itu, maka Imam Ahmad berkata : "semua hadits yg kau hafal itu adalah hadits palsu, kau belum hafal satu hadits shahih pun..!, dan sengaja kuberi hadits palsu karena untuk latihan hafalanmu saja, karena jika kau kuberi hadits shahih, lalu kau salah salah menghafalnya maka kau akan menipu ummat hingga akhir zaman, maka kuberi hadits palsu, jika salahpun kau tak berdosa!",
lalu Imam Ahmad berkata lagi, menginaplah diruang tamuku, aku belum menentukan engkau lulus atau tidak, besok baru kuputuskan..
malam itu Imam Ahmad sebelum subuh menjenguk calon muridnya itu, apakah ia bangun qiyamullail..?, ternyata calon muridnya itu baru bangun setelah adzan subuh, maka selesai shalat subuh Imam Ahmad berkata : "engkau tidak lulus, aku tidak terima murid yg tidak qiyamullail walau ia memiliki hafalan yg kuat!".
inilah kehebatan mereka menjaga hadits Rasul saw, mesti kuat hafalan dan kesucian jiwanya, ini baru calon murid murid Imam Ahmad bin Hanbal, bagaimana dengan keadaan murid Imam Ahmad yg sudah diterima?, maka bagaimana dengan para Imam itu sendiri?, bagaimana dengan sahabat Nabi saw..??,
ini Imam Ahmad bin hanbal, diatas beliau masih ada 6 Imam besar yg lebih kuat riwayatnya, dan derajat tertinggi dari mereka adalah Abu Abdillah, Muhammad bin Ismail bin Bardizbah Al Bukhari, berikut sekilas sejarah beliau :
Al Hafidh Al Muhaddits, Hujjatul Islam wa Barakatul Anam Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al Bukhari rahimahullah
Beliau lahir pada hari jumat selepas shalat jumat 13 Syawal 194 H dan beliau wafat pada malam jumat yg sekaligus malam idul fitri th 256 H
Berkata Imam Muhammad bin Yusuf Al Farbariy, aku mendengar dari Najm bin Fudhail berkata : aku bermimpi Rasulullah saw dan kulihat Imam Bukhari dibelakang beliau saw, setiap beliau saw melangkah sebuah langkah, dan Imam Bukhari melangkah pula dan menaruhkan kakinya tepat dibekas pijakan Nabi saw.
Ketika dikatakan kepada Imam Bukhari bahwa ada disuatu wilayah yg barangsiapa orang asing yg datang ke wilayah mereka maka saat setelah shalat maka penduduk setempat akan mencobanya dg hadits hadits tentang shalat, maka Imam Bukhari berkata : "Bila aku diperlakukan seperti itu akan kukeluarkan 10 ribu hadits shahih mengenai shalat dihadapan mereka agar mereka bertobat dan tidak lagi mengulangi perbuatan buruk itu".
Imam Bukhari telah menulis shahih nya sebanyak sekitar 7000 hadits saat beliau belum berusia 17 tahun, dan ia telah hafal 100 ribu hadits shahih dan 200 ribu shahih di usia tersebut.
Berkata Imam Al Hafidh Muhammad bin Salam rahimahullah : "kalau datang si bocah ini maka aku terbata bata dan tak nyaman membaca hadits", dan ia berkata kepada seorang tamunya yg datang setelah Imam Bukhari pergi : "kalau kau datang lebih cepat sedikit kau akan berjumpa dg bocah yg hafal lebih dari 70 ribu hadits..", maka tamunya segera bergegas menyusul Imam Bukhari, dan Imam Bukhari berkata : "sungguh aku hafal lebih dari itu, dan akan kujelaskan padamu semua masing masing sanad periwayat hadits nya, dimana lahirnya, tahun kelahiran dan wafatnya, sifat dan sejarah periwayat sanad2 nya dari semua hadits itu".
Ketika salah seorang perawi hadits bertanya kepada Imam Bukhari mengenai nama nama periwayat, gelar, bentuk kesalahan sanad hadits dll maka Imam Bukhari menjawabnya bagaikan membaca surat Al Ikhlas.
Berkata Imam Bukhari : "aku berharap menghadap Allah tanpa ada hisab bahwa aku pernah menggunjing aib orang lain".
Suatu hari Imam Bukhari mengimami shalat dhuhur disebuah kebun korma, dan didalam bajunya terdapat seekor Zanbur (kumbang hitam) yg menggigit dan menyengatnya hingga 16 sengatan, selepas shalat Imam Bukhari berkata dengan tenang : "coba kalian lihat ada apakah didalam baju lenganku ini", maka ditemukanlah 16 luka sengatan kumbang di tubuhnya.
Suatu ketika Imam Bukhari membacakan sanad hadits dan saat ia melirik dilihatnya ada orang yg terkesima dg ucapannya, dan Imam Bukhari tertawa dalam hati, keesokan harinya Imam Bukhari mencari orang itu dan meminta maaf dan ridho karena telah menertawakannya, padahal ia hanya menertawakan didalam hati.
Diriwayatkan ketika Imam Bukhari sedang mengajari hadits kepada salah seorang muridnya dan ia tampak bosan, maka Imam Bukhari berkata : "para pedagang sibuk dg perdagangannya, para pegawai sibuk dengan pekerjaannya, dan engkau bersama Nabi Muhammad saw".
Imam Bukhari menulis shahih nya (Shahih Bukhari) di Raudhah, yaitu antara Mimbar dan Makam Rasulullah saw di Masjid Nabawiy Madinah Almunawwarah, dan ia mandi dan berwudhu lalu shalat 2 rakaat baru menulis satu hadits, lalu kembali mandi, berwudhu dan shalat 2 rakaat, lalu menulis 1 hadits lagi, demikian hingga selesai di hadits no.7124. maka selesailah 7000 hadits itu ditulis di kitab beliau, dengan bertabarruk dg Makam Rasulullah saw dan Mimbar Rasul saw.
Berkata Imam Muslim dihadapan Imam Bukhari : "Izinkan aku mencium kedua kakimu wahai Pemimpin para Muhadditsin, Raja dari semua guru hadits".
Dikatakan kepada Imam Bukhari, mengapa tak kau balas orang yg memfitnahmu dan mencacimu?, ia menjawab : "aku teringat ucapan Rasul saw : "akan muncul kelak ikhitilaf dan perpecahan, maka bersabarlah hingga kalian menjumpai aku di telaga haudh".
Imam Bukhari mempunyai akal yg jenius, dan ia hafal bila mendengar 1X saja. Atau membaca 1X saja. Hingga ketika suatu ketika Imam Bukhari dicoba dan diajukan padanya 100 hadits yg dikacaukan dan dibolak balik sanadnya, maka Imam Bukhari berkata : "tidak tahu… tidak tahu", hingga hadits yg ke seratus, lalu Imam Bukhari berpidato, mengulang hadits yg pertama yg disebut si penanya : "Kau tadi sebut hadits dg sanad seperti ini, dan yg benar adalah begini", demikian hadits kedua.. ketiga… hingga 100 hadits.
Ketika telah wafatnya Imam Bukhari, terjadi kekeringan yg berkepanjangan, maka par Ulama, Huffadh dan Muhadditsin dari wilayah samraqand berduyun duyun ke Makam Imam Bukhari, lalu mereka bertawassul pada Imam Bukhari, maka hujanpun turun dengan derasnya hingga 7 malam mereka tertahan dan tak bisa pulang ke samraqand karena derasnya hujan. (sumber : Tadzkiratul Huffadh dan Siyar A'lamunnubala).
--
Rasul saw bersabda : "Demi Allah yang jiwaku ditanganNya. Sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun ditengah-tengah kamu. Dia akan menjadi Hakim yang adil, dan menghancurkan salib, membunuh Babi, dan mewajibkan orang kafir mengeluarkan Jizyah (semacam zakat), dan membagi bagikan harta hingga tak lagi ada yg menerimanya (Shahih Muslim, Shahih Bukhari dll). Jadi yg akan menghancurkan semua gereja dan salib dimuka bumi adalah Isa bin Maryam as.
Allah swt berfirman : "Wahai Ahlulkitab, jangan membuat tipuan pada agama kalian, dan jangan berkata kecuali yg benar, sungguh Isa bin Maryam hanyalah utusan Allah dan penyampai kalimat Nya, Aku yg menaruhnya pada Maryam dari tiupan kehidupan dari Nya, maka berimanlah kalian (wahai kristen) kepada Allah dan kepada Rasul Rasul Nya, dan Jangan sesekali kalian katakana ada trinitas!, hentikanlah..!, sungguh Allah itu Tuhan Yang Esa, Maha Suci Dia dari memiliki putra!, (QS Annisa 171), silahkan lihat semua tafsir.
mengenai bantahan mereka bahwa Isa as itu wafat telah dijelaskan oleh Allah swt :
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا نًا
Ucapan mereka : Sungguh kami telah membunuh Isa bin Maryam utusan Allah, dan tiadalah mereka membunuhnya dengan yakin, dan mereka tidak menyalibnya, namun diserupakan orang lain untuk mereka, sungguh yg berselisih dalam hal ini berada dalam keraguan, mereka tak memiliki dasar bukti kecuali menyangka nyangka, dan tiadalah mereka membunuhnya dengan yakin" (QS Annisa 157).
jika mereka menyalahkan terjemahan departemen agama maka silahkan buka semua tafsir dan terjemah Alqur'an lainnya dari bahasa indonesia, arab, inggris, perancis dan semua tafsir dan terjemah Alqur;an, adakah yg sesuai dengan pendapat mereka?,
tidak ada.
kecuali penafsiran potongan mereka saja, dan sungguh Alqur;an ini tak bisa digunting gunting dan dipotong semaunya, ia adalah ayat yg terikat satu sama lain, terikat dengan hadits pula saling menguatkan bagaikan rantai yg jika diguncang satu simpulnya akan bergerak keseluruhannya hingga ujung simpul lainnya, menunjukkan keselarasan dan perpaduan yg sempurna.
maka tuduhan mereka atas Alqur'an dan shahih bukhari telah pupus.., karena manuscript2 dan riwayat riwayat bantahan mereka tak bisa dibuktikan kebenarannya,
bisakah dipreteli satu persatu periwayatnya?, tanggal lahir dan wafatnya?, sifat sifatnya?, kebiasaan baik dan buruknya?, disaksikan puluhan orang lain sezamannya yg menyaksikan kejujuran mereka, bahwa mereka tak pernah dusta, tak pernah gila, tak pernah mabuk, tak pernah sumpah palsu, tak pernah berbuat fasiq, kuat hafalannya, dan ratusan persyaratan yg dibebankan pada para periwayat hadits kita?
dari semua Muhaddits yg meriwayatkan hadits, yg paling jeli dan sangat teramat selektif adalah Imam Bukhari, dan ia telah disaksikan oleh ribuan ALhafidh (anda ingatkan ALhafidh adalah orang yg hafal 100.000 hadits dg sanad dan hukum matannya) bahwa tak ada celah kelemahan dalam periwayat hadits Imam Bukhari pada riwayat dan pada matannya.
adakah kesaksian ini pada riwayat mereka yg dipakai menentang riwayat shahih Bukhari...?
minta kejelasan sanad pada mereka yg menyampaikan riwayat penentangan itu, siapa yg mengatakannya, siapa yg meriwayatkannya, satu persatu dari zaman ke zaman hingga tertulis dalam buku,
mungkin sepuluh periwayat..?, sebutkah satu persatu berikut biografi mereka semua itu, dan kesaksian ratusan alhafidh, jika tak ada ALhafidh di kaum nasrani ini maka bolehlah ratusan pastor, berikut nama nama pastor itu dan biografi mereka pula bahwa pastor2 yg bersaksi itu tak pernah dusta, yg membenarkan bahwa riwayat mereka itu bisa dipertanggungjawabkan.
Alhmadulillah yg telah menjadikan kita di agama islam..
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,
saya jadi makin salut pada anda saudaraku dan makin rindu.
salam rindu
Tentang Hadits Dho'ief
Hadits dhoif tak dapat dijadikan Hujjah atau dalil dalam suatu hukum, namun tak sepantasnya kita menafikan (meniadakan) hadits dhoif, karena hadits dhoif banyak pembagiannya,
Dan telah sepakat jumhur para ulama untuk menerapkan beberapa hukum dg berlandaskan dg hadits dhoif, sebagaimana Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah, menjadikan hukum bahwa bersentuhan kulit antara pria dan wanita dewasa tidak membatalkan wudhu, dengan berdalil pada hadits Aisyah ra bersama Rasul saw yg Rasul saw menyentuhnya dan lalu meneruskan shalat tanpa berwudhu, hadits ini dhoif, namun Imam Ahmad memakainya sebagai ketentuan hukum thaharah.
Hadits dhoif ini banyak pembagiannya, sebagian ulama mengklasifikasikannya menjadi 81 bagian, adapula yg menjadikannya 49 bagian dan adapula yg memecahnya dalam 42 bagian, namun para Imam telah menjelaskan kebolehan beramal dengan hadits dhoif bila untuk amal shalih, penyemangat, atau manaqib, inilah pendapat yg mu'tamad, namun tentunya bukanlah hadits dhoif yg telah digolongkan kepada hadits palsu.
Sebagian besar hadits dhoif adalah hadits yang lemah sanad perawinya atau pada matannya, tetapi bukan berarti secara keseluruhan adalah palsu, karena hadits palsu dinamai hadits munkar, atau mardud, Batil, maka tidak sepantasnya kita menggolongkan semua hadits dhaif adalah hadits palsu, dan menafikan (menghilangkan) hadits dhaif karena sebagian hadits dhaif masih diakui sebagai ucapan Rasul saw, dan tak satu muhaddits pun yg berani menafikan keseluruhannya, karena menuduh seluruh hadist dhoif sebagai hadits yg palsu berarti mendustakan ucapan Rasul saw dan hukumnya kufur.
Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yg sengaja berdusta dengan ucapanku maka hendaknya ia bersiap siap mengambil tempatnya di neraka" (Shahih Bukhari hadits no.110),
Sabda beliau SAW pula : "sungguh dusta atasku tidak sama dengan dusta atas nama seseorang, barangsiapa yg sengaja berdusta atas namaku maka ia bersiap siap mengambil tempatnya di neraka" (Shahih Bukhari hadits no.1229),
Cobalah anda bayangkan, mereka yg melarang beramal dengan seluruh hadits dhoif berarti mereka melarang sebagian ucapan / sunnah Rasul saw, dan mendustakan ucapan Rasul saw.
Wahai saudaraku ketahuilah, bahwa hukum hadits dan Ilmu hadits itu tak ada di zaman Rasulullah saw, ilmu hadits itu adalah Bid'ah hasanah, baru ada sejak Tabi'in, mereka membuat syarat perawi hadits, mereka membuat kategori periwayat yg hilang dan tak dikenal, namun mereka sangat berhati hati karena mereka mengerti hukum, bila mereka salah walau satu huruf saja, mereka bisa menjebak ummat hingga akhir zaman dalam kekufuran, maka tak sembarang orang menjadi muhaddits, lain dengan mereka ini yg dengan ringan saja melecehkan hadits Rasulullah saw.
demikian saudaraku yg kumuliakan..

Tuesday, July 8, 2008
4 Nabi yang masih hidup dan tetap diberi riziqi dari khazanah Allah swt.
Mereka adalah golongan yang dikhususkan oleh Allah swt.
2 Nabi Ada dibumi yaitu nabi Khidr dan Nabi ilyas a.s.
Ditempatkan di bagian bumi yang khusus yang Allah yang maha tahu yang mengetahui tempat itu
2 Nabi ada di langit yaitu nabi isa dan nabi idris a.s.
Ditempatkan di bagian langit yang khusus yang Allah yang maha tahu yang mengetahui tempat itu.
Untuk menjelaskan hal ini, kami jelaskan 5 peringkat hayah (kehidupan)
Satu pandangan Bediuzzaman Said Nursi di dalam Maktubat, al-Maktub al-Awwal, dari koleksi Rasail al-Nur. Nursi menjawab satu soalan…adakah Sayyidina Khidr masih hidup?
Nursi menjawab ya…kerana 'hayah' itu 5 peringkat. Nabi Khidr di peringkat kedua.
5 Peringkat itu ialah:
1. Kehidupan kita sekarang yang banyak terikat pada masa dan tempat.
2. Kehidupan Sayyidina Khidr dan Sayyidina Ilyas. Mereka mempunyai sedikit kebebasan dari ikatan seperti kita. Mereka boleh berada di byak tempat dalam satu masa. boleh makan dan minum bila mereka mahu. Para Awliya'dan ahli kasyaf telah meriwayatkan secara mutawatir akan wujudnya 'hayah' di peringkat ini. Sehingga di dalam maqam 'walayah' ada dinamakan maqam Khidr.
3.Peringkat ketiga ini seperti kehidupan Nabi Idris dan Nabi Isa. Nursi kata, peringkat ini kehidupan nurani yang menghampiri hayah malaikat.
4.Peringkat ini pula…ialah kehidupan para syuhada'. Mereka tidak mati, tetapi mereka hidup seperti disebut dalam al-Qur'an. Ustaz Nursi sendiri pernah musyahadah peringkat kehidupan ini.
5.Dan yang tingkat Hayah ini atau kehidupan rohani sekalian ahli kubur yang meninggal
Wallahhua'lam. Subhanaka la 'ilma lana innaka antal 'alimul hakim
Berikut ini kami nukilkan kisahnya :
1. Perihal Nabi Khidr 'alaihi salam.
Bukhari, Ibn al-Mandah, Abu Bakar al-Arabi, Abu Ya'la, Ibn al-Farra', Ibrahim al-Harbi dan lain-lain berpendapat, Nabi Khidir a.s. tidak lagi hidup dengan jasadnya, ia telah wafat. Yang masih tetap hidup adalah ruhnya saja, iaitu sebagaimana firman Allah:
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّن قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِن مِّتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ
"Kami tidak menjadikan seorang pun sebelum engkau (hai Nabi), hidup kekal abadi." (al-Anbiya': 34)
Hadith marfu' dari Ibn Umar dan Jabir (r.a.) menyatakan:
"Setelah lewat seratus tahun, tidak seorang pun yang sekarang masih hidup di muka bumi."
Ibn al-Šalah, al-Tsa'labi, Imam al-Nawawi, al-Hafiz Ibn Hajar al-Asqalani dan kaum Sufi pada umumnya; demikian juga jumhurul-'ulama' dan ahl al-šalah (orang-orang saleh), semua berpendapat, bahawa Nabi Khidir a.s. masih hidup dengan jasadnya, ia akan meninggal dunia sebagai manusia pada akhir zaman. Ibn Hajar al-Asqalani di dalam Fath al-Bari menyanggah pendapat orang-orang yang menganggap Nabi Khidir a.s. telah wafat, dan mengungkapkan makna hadith yang tersebut di atas, iaitu huraian yang menekankan, bahawa Nabi Khidir a.s. masih hidup sebagai manusia. Ia manusia makhsus (dikhususkan Allah), tidak termasuk dalam pengertian hadith di atas.
Mengenai itu kami berpendapat:
1. Kekal bererti tidak terkena kematian. Kalau Nabi Khidir a.s. dinyatakan masih hidup, pada suatu saat ia pasti akan wafat. Dalam hal itu, ia tidak termasuk dalam pengertian ayat al-Qur'an yang tersebut di atas selagi ia akan wafat pada suatu saat.
2. Kalimat 'di muka bumi' yang terdapat dalam hadith tersebut, bermaksud adalah menurut ukuran yang dikenal orang Arab pada masa itu (dahulu kala) mengenai hidupnya seorang manusia di dunia. Dengan demikian maka Nabi Khidir a.s. dan bumi tempat hidupnya tidak termasuk 'bumi' yang disebut dalam hadith di atas, kerana 'bumi' tempat hidupnya tidak dikenal orang-orang Arab.
3. Yang dimaksud dalam hal itu ialah generasi Rasulullah s.a.w. terpisah sangat jauh dari masa hidupnya Nabi Khidir a.s. Demikian menurut pendapat Ibn Umar, iaitu tidak akan ada seorang pun yang mendengar bahawa Nabi Khidir a.s. wafat setelah usianya lewat seratus tahun. Hal itu terbukti dari wafatnya seorang bernama Abu al-Thifl Amir, satu-satunya orang yang masih hidup setelah seratus tahun sejak adanya kisah tentang Nabi Khidir a.s.
4. Apa yang dimaksud 'yang masih hidup' dalam hadith tersebut ialah: tidak ada seorang pun dari kalian yang pernah melihatnya atau mengenalnya. Itu memang benar juga.
5. Ada pula yang mengatakan, bahawa yang dimaksud kalimat tersebut (yang masih hidup) ialah menurut keumuman (ghalib) yang berlaku sebagai kebiasaaan. Menurut kebiasaan amat sedikit jumlah orang yang masih hidup mencapai usia seratus tahun. Jika ada, jumlah mereka sangat sedikit dan menyimpang dari kaedah kebiasaaan; seperti yang ada di kalangan orang-orang Kurdistan, orang-orang Afghanistan, orang-orang India dan orang-orang dari penduduk Eropah Timur.
Nabi Khidir a.s. masih hidup dengan jasadnya atau dengan jasad yang baru.
Dari semua pendapat tersebut, dapat disimpulkan: Nabi Khidir a.s. masih hidup dengan jasad dan ruhnya, itu tidak terlalu jauh dari kemungkinan sebenarnya. Tegasnya, Nabi Khidir a.s masih hidup; atau, ia masih hidup hanya dengan ruhnya, mengingat kekhususan sifatnya.
Ruhnya lepas meninggalkan Alam Barzakh berkeliling di alam dunia dengan jasadnya yang baru (mutajassidah). Itupun tidak terlalu jauh dari kemungkinan sebenarnya. Dengan demikian maka pendapat yang menganggap Nabi Khidir a.s. masih hidup atau telah wafat, berkesimpulan sama; iaitu: Nabi Khidir a.s. masih hidup dengan jasadnya sebagai manusia, atau, hidup dengan jasad ruhi (ruhani). Jadi, soal kemungkinan bertemu dengan Nabi Khidir a.s. atau melihatnya adalah benar sebenar-benarnya. Semua riwayat mengenai Nabi Khidir a.s. yang menjadi pembicaraan ahlullah (orang-orang bertaqwa dan dekat dengan Allah S.W.T.) adalah kenyataan yang benar terjadi.
Silakan lihat kitab Ušul al-Wušul karya Imam al-Ustaz Muhammad Zaki Ibrahim, Jilid I, Bab: Kisah Khidir Bainas-Šufiyah Wa al-'Ulama'. Dipetik dengan sedikit perubahan dari al-Hamid al-Husaini, al-Bayan al-Syafi Fi Mafahimil Khilafiyah; Liku-liku Bid'ah dan Masalah Khilafiyah (Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, 1998, m.s. 488).
Banyak sekali riwayat-riwayat tentang nabi khidr dalam kitab-kitab yang mu'tabar. Ada riwayat yang mengatakan bahwa Nabi khidr masih hidup dan mati ditangan Dajjal.
Dajjal akan menangkap seorang pemuda beriman. Kemudian dajjal menyuruhnya untuk menyembahnya, tapi pemuda itun menolak dan tetap beriman pada Allah. Lalu Dajjal membunuhnya dan membelah nya menjadi Dua. satu Bagian Dilempar sejauh mata memandang dan satu bagian dilempar sejauh mata memandang kesebelah lainnya. Kemudian Dajjal menghidupkan kembali pemuda itu. dajjal menyuruhnya agar beriman kepadanya karena ia telah mematikannya lalu menghidupkannya. Maka pemuda itu tidak mau dan tetap beriman kepada Allah. Pemuda itu bahkan mengatakan "Kamu benar-benar Dajjal!!". Lalu Dajjal mewafatkannya lagi.
Ada riwayat yang mengatakan pemuda beriman ini adalah Nabi Khidr a.s. (wallahua'lam).
2. Nabi ilyas a.s.
Ketika sedang berehat datanglah malaikat kepada Nabi Ilyas A.S. Malaikat itu datang untuk menjemput ruhnya. Mendengar berita itu, Ilyas menjadi sedih dan menangis.
"Mengapa engkau bersedih?" tanya malaikat maut.
"Tidak tahulah." Jawab Ilyas.
"Apakah engkau bersedih kerana akan meninggalkan dunia dan takut menghadapi maut?" tanya malaikat.
"Tidak. Tiada sesuatu yang aku sesali kecuali kerana aku menyesal tidak boleh lagi berzikir kepada Allah, sementara yang masih hidup boleh terus berxikir memuji Allah," jawab Ilyas.
Saat itu Allah lantas menurunkan wahyu kepada malaikat agar menunda pencabutan nyawa itu dan memberi kesempatan kepada Nabi Ilyas berzikir sesuai dengan permintaannya. Nabi Ilyas ingin terus hdup semata-mata kerana ingin berzikir kepada Allah. Maka berzikirlah Nabi Ilyas sepanjang hidupnya.
"Biarlah dia hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta berzikir kepada-Ku sampai akhir nanti." Kata Allah.
3. Nabi 'idris a.s.
Diriwayatkan Nabi Idris as. telah naik ke langit pada hari Isnin. Peristiwa naiknya Nabi Idris as. ke langit ini, telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Quran.
Firman Allah SWT bermaksud:
"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah, Idris yang tersebut di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." (Maryam: 56-57)
Nama Nabi Idris as. yang sebenarnya adalah 'Akhnukh'. Sebab beliau dinamakan Idris, kerana beliau banyak membaca, mempelajari (tadarrus) kitab Allah SWT.
Setiap hari Nabi Idris menjahit qamis (baju kemeja), setiap kali beliau memasukkan jarum untuk menjahit pakaiannya, beliau mengucapkan tasbih. Jika pekerjaannya sudah selesai, kemudian pakaian itu diserahkannya kepada orang yang menempahnya dengan tanpa meminta upah. Walaupun demikian, Nabi Idris masih sanggup beribadah dengan amalan yang sukar untuk digambarkan. Sehingga Malaikat Maut sangat rindu berjumpa dengan beliau.
Kemudian Malaikat Maut bermohon kepada Allah SWT, agar diizinkan untuk pergi menemui Nabi Idris as. Setelah memberi salam, Malaikat pun duduk.
Nabi Idris as. mempunyai kebiasaan berpuasa sepanjang masa. Apabila waktu berbuka telah tiba, maka datanglah malaikat dari Syurga membawa makanan Nabi Idris, lalu beliau menikmati makanan tersebut.
Kemudian baginda beribadah sepanjang malam. Pada suatu malam Malaikat Maut datang menemuinya, sambil membawa makanan dari Syurga. Nabi Idris menikmati makanan itu. Kemudian Nabi Idris berkata kepada Malaikat Maut: "Wahai tuan, marilah kita nikmati makanan ini bersama-sama." Tetapi Malaikat itu menolaknya.
Nabi Idris terus melanjutkan ibadahnya, sedangkan Malaikat Maut itu dengan setia menunggu sampai terbit matahari. Nabi Idris merasa hairan melihat sikap Malaikat itu. Kemudian beliau berkata: "Wahai tuan, mahukah tuan bersiar-siar bersama saya untuk melihat keindahan alam persekitaran? Malaikat Maut menjawab: Baiklah Wahai Nabi Allah Idris."
Maka berjalanlah keduanya melihat alam persekitaran dengan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan hidup di situ. Akhirnya ketika mereka sampai pada suatu kebun, maka Malaikat Maut berkata kepada Nabi Idris as.:
"Wahai Idris, adakah tuan izinkan saya untuk mengambil ini untuk saya makan? Nabi Idris pun menjawab: Subhanallah, mengapa malam tadi tuan tidak mahu memakan makanan yang halal, sedangkan sekarang tuan mahu memakan yang haram?"
Kemudian Malaikat Maut dan Nabi Idris meneruskan perjalanan mereka. Tidak terasa oleh mereka bahawa mereka telah bersiar-siar selama empat hari. Selama mereka bersahabat, Nabi Idris menemui beberapa keanehan pada diri temannya itu. Segala tindak-tanduknya berbeza dengan sifat-sifat manusia biasa. Akhirnya Nabi Idris tidak dapat menahan hasrat ingin tahunya itu.
Kemudian beliau bertanya: "Wahai tuan, bolehkah saya tahu, siapakah tuan yang sebenarnya?
Saya adalah Malaikat Maut."
"Tuankah yang bertugas mencabut semua nyawa makhluk?"
"Benar ya Idris."
"Sedangkan tuan bersama saya selama empat hari, adakah tuan juga telah mencabut nyawa-nyawa makhluk?"
"Wahai Idris, selama empat hari ini banyak sekali nyawa yang telah saya cabut. Roh makhluk-makhluk itu bagaikan hidangan di hadapanku, aku ambil mereka bagaikan seseorang sedang menyuap-nyuap makanan."
"Wahai Malaikat, apakah tujuan tuan datang, apakah untuk ziarah atau untuk mencabut nyawaku?"
"Saya datang untuk menziarahimu dan Allah SWT telah mengizinkan niatku itu."
"Wahai Malaikat Maut, kabulkanlah satu permintaanku kepadamu, iaitu agar tuan mencabut nyawaku, kemudian tuan mohonkan kepada Allah agar Allah menghidupkan saya kembali, supaya aku dapat menyembah Allah Setelah aku merasakan dahsyatnya sakaratul maut itu."
Malaikat Maut pun menjawab: "Sesungguhnya saya tidaklah mencabut nyawa seseorang pun, melainkan hanya dengan keizinan Allah."
Lalu Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Maut, agar ia mencabut nyawa Idris as. Maka dicabutnyalah nyawa Idris saat itu juga. Maka Nabi Idris pun merasakan kematian ketika itu.
Di waktu Malaikat Maut melihat kematian Nabi Idris itu, maka menangislah ia. Dengan perasaan hiba dan sedih ia bermohon kepada Allah supaya Allah menghidupkan kembali sahabatnya itu. Allah mengabulkan permohonannya, dan Nabi Idris pun dihidupkan oleh Allah SWT kembali.
Kemudian Malaikat Maut memeluk Nabi Idris, dan ia bertanya: "Wahai saudaraku, bagaimanakah tuan merasakan kesakitan maut itu? "
"Bila seekor binatang dilapah kulitnya ketika ia masih hidup, maka sakitnya maut itu seribu kali lebih sakit daripadanya.
"Padahal-kelembutan yang saya lakukan terhadap tuan, ketika saya mencabut nyawa tuan itu, belum pernah saya lakukan terhadap sesiapa pun sebelum tuan."
"Wahai Malaikat Maut, saya mempunyai permintaan lagi kepada tuan, iaitu saya sungguh-sungguh berhasrat melihat Neraka, supaya saya dapat beribadah kepada Allah SWT lebih banyak lagi, setelah saya menyaksikan dahsyatnya api neraka itu."
"Wahai Idris as. saya tidak dapat pergi ke Neraka jika tanpa izin dari Allah SWT."
Akhirnya Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Maut agar ia membawa Nabi Idris ke dalam Neraka. Maka pergilah mereka berdua ke Neraka. Di Neraka itu, Nabi Idris as. dapat melihat semua yang diciptakan Allah SWT untuk menyiksa musuh-musuh-Nya. Seperti rantai-rantai yang panas, ular yang berbisa, kala, api yang membara, timah yang mendidih, pokok-pokok yang penuh berduri, air panas yang mendidih dan lain-lain.
Setelah merasa puas melihat keadaan Neraka itu, maka mereka pun pulang. Kemudian Nabi Idris as. berkata kepada Malaikat Maut: "Wahai Malaikat Maut, saya mempunyai hajat yang lain, iaitu agar tuan dapat menolong saya membawa masuk ke dalam Syurga. Sehingga saya dapat melihat apa-apa yang telah disediakan oleh Allah bagi kekasih-kekasih-Nya. Setelah itu saya pun dapat meningkatkan lagi ibadah saya kepada Allah SWT. Saya tidak dapat membawa tuan masuk ke dalam Syurga, tanpa perintah dari Allah SWT." Jawab Malaikat Maut.
Lalu Allah SWT pun memerintahkan kepada Malaikat Maut supaya ia membawa Nabi Idris masuk ke dalam Syurga.
Kemudian pergilah mereka berdua, sehingga mereka sampai di pintu Syurga dan mereka berhenti di pintu tersebut.
Dari situ Nabi Idris dapat melihat pemandangan di dalam Syurga. Nabi Idris dapat melihat segala macam kenikmatan yang disediakan oleh Allah SWT untuk para wali-waliNya. Berupa buah-buahan, pokok-pokok yang indah dan sungai-sungai yang mengalir dan lain-lain.
Kemudian Nabi Idris berkata: "Wahai saudaraku Malaikat Maut, saya telah merasakan pahitnya maut dan saya telah melihat dahsyatnya api Neraka. Maka mahukah tuan memohonkan kepada Allah untukku, agar Allah mengizinkan aku memasuki Syurga untuk dapat meminum airnya, untuk menghilangkan kesakitan mati dan dahsyatnya api Neraka?"
Maka Malaikat Maut pun bermohon kepada Allah. Kemudian Allah memberi izin kepadanya untuk memasuki Syurga dan kemudian harus keluar lagi. Nabi Idris pun masuk ke dalam Syurga, beliau meletakkan kasutnya di bawah salah satu pohon Syurga, lalu ia keluar kembali dari Syurga. Setelah beliau berada di luar, Nabi Idris berkata kepada Malaikat Maut:
"Wahai Malaikat Maut, aku telah meninggalkan kasutku di dalam Syurga.
Malaikat Maut pun berkata: Masuklah ke dalam Syurga, dan ambil kasut tuan."
Maka masuklah Nabi Idris, namun beliau tidak keluar lagi, sehingga Malaikat Maut memanggilnya: "Ya Idris, keluarlah!. Tidak, wahai Malaikat Maut, kerana Allah SWT telah berfirman bermaksud: "Setiap yang berjiwa akan merasakan mati." (Ali-Imran: 185)
Sedangkan saya telah merasakan kematian. Dan Allah berfirman yang bermaksud: "Dan tidak ada seorang pun daripadamu, melainkan mendatangi Neraka itu." (Maryam: 71)
Dan saya pun telah mendatangi Neraka itu. Dan firman Allah lagi yang bermaksud: "… Dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya (Syurga)." (Al-Hijr: 4
Maka Allah menurunkan wahyu kepada Malaikat Maut itu: "Biarkanlah dia, kerana Aku telah menetapkan di azali, bahawa ia akan bertempat tinggal di Syurga."
Allah menceritakan tentang kisah Nabi Idris ini kepada Rasulullah SAW dengan firman-Nya bermaksud: "Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris yang tersebut di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." (Maryam: 56-57)
4. Kisah Nabi 'isa a.s.
Seorang lagi Nabi Allah yang diceritakan dari kecil di dalam al-Qur'an ialah Isa. Baginda diutus kepada kaum Bani Israil dengan kitab Injil yang diturunkan sebelum al-Qur'an.
Di dalam al-Qur'an, Nabi Isa disebut dengan empat panggilan iaitu Isa, Isa putera Mariam, putera Mariam, dan al-Masih.
Ibunya seorang yang sangat dimuliakan Allah. Dia memilihnya di atas semua perempuan di semua alam. Firman-Nya, "Dan ketika malaikat-malaikat berkata, 'Wahai Mariam, Allah memilih kamu, dan membersihkan kamu, dan Dia memilih kamu di atas semua perempuan di semua alam'" (3:42).
Mariam, ibu Nabi Isa, telah menempuh satu ujian yang amat berat daripada Allah. Dia dipilih untuk melahirkan seorang Nabi dengan tanpa disentuh oleh seseorang lelaki. Dia adalah seorang perempuan yang suci.
Kelahiran
Kelahiran Nabi Isa merupakan suatu mukjizat kerana dilahirkan tanpa bapa. Kisahnya diceritakan di dalam al-Qur'an. Di sini, ceritanya bermula dari kunjungan malaikat kepada Mariam atas perintah Allah. Ketika itu, malaikat menyerupai manusia dengan tanpa cacat. Kemunculan malaikat membuat Mariam menjadi takut lalu berkata,
"Aku berlindung pada Yang Pemurah daripada kamu, jika kamu bertakwa (takut kepada Tuhan)!'
Dia (malaikat) berkata, 'Aku hanyalah seorang rasul yang datang daripada Pemelihara kamu, untuk memberi kamu seorang anak lelaki yang suci.'" (19:18-19)
Pada ayat yang lain, diceritakan bahawa malaikat yang datang itu telah memberi nama kepada putera yang bakal dilahirkan. Nama itu diberi oleh Allah, dan dia (Isa) akan menjadi terhormat di dunia dan akhirat sambil berkedudukan dekat dengan Tuhan. Ayatnya berbunyi:
"Wahai Mariam, Allah menyampaikan kepada kamu berita gembira dengan satu Kata daripada-Nya, yang namanya al-Masih, Isa putera Mariam, terhormat di dunia dan di akhirat, daripada orang-orang yang didekatkan." (3:45)
Kemudian Mariam bertanya,
"Bagaimanakah aku akan ada seorang anak lelaki sedang tiada seorang manusia pun menyentuhku, dan bukan juga aku seorang jalang?" (19:20)
Malaikat menjawab,
"Dia (Allah) berkata, 'Begitulah; Pemelihara kamu telah berkata, 'Itu mudah bagi-Ku; dan supaya Kami membuat dia satu ayat (tanda) bagi manusia, dan satu pengasihan daripada Kami; ia adalah perkara yang telah ditentukan'" (19:21).
Maka lahirlah Isa putera Mariam lebih enam ratus tahun sebelum Nabi Muhammad dilahirkan. Allah membuat Nabi Isa dan ibunya satu ayat (tanda) bagi manusia, iaitu tanda untuk menunjukkan kebesaran-Nya (23:50).
Kerasulan dan Kenabian
Isa adalah seorang Nabi dan juga seorang Rasul. Baginda dan beberapa orang rasul telah dilebihkan Allah daripada rasul-rasul lain. Ada yang Dia berkata-kata kepadanya, ada yang Dia menaikkan darjat, dan bagi Isa, Dia memberi bukti-bukti yang jelas serta mengukuhkannya dengan Roh Suci. Firman-Nya:
"Dan rasul-rasul itu, sebahagian Kami melebihkan di atas sebahagian yang lain. Sebahagian ada yang kepadanya Allah berkata-kata, dan sebahagian Dia menaikkan darjat. Dan Kami memberikan Isa putera Mariam bukti-bukti yang jelas, dan Kami mengukuhkan dia dengan Roh Qudus (Suci)." (2:253)
Namun begitu, manusia dilarang oleh Allah untuk membeza-bezakan antara para rasul dan Nabi. Larangan itu berbunyi,
"Katakanlah, 'Kami percaya kepada Allah, dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, dan Ismail, dan Ishak, dan Yaakub, dan puak-puak, dan apa yang diberi kepada Musa, dan Isa, dan apa yang diberi kepada Nabi-Nabi daripada Pemelihara mereka. Kami tidak membeza-bezakan seorang pun antara mereka, dan kepada-Nya kami muslim.'" (2:136)
Akibat membeza-bezakan Nabi atau Rasul dapat dilihat pada hari ini, iaitu Nabi Isa dipercayai oleh sesetengah pihak sebagai Tuhan atau anak Tuhan, dan Nabi Muhammad, dianggap macam Tuhan, yang berhak membuat hukum agama.
Ajaran
Oleh kerana Isa seorang Nabi baginda diberi sebuah Kitab, Injil, yang mengandungi petunjuk dan cahaya untuk menjadi pegangan Bani Israil. Selain menyuruh Bani Israil menyembah Allah dengan mentaati Injil, baginda mengesahkan kitab Taurat yang diturunkan sebelumnya. Dua firman Allah menjelaskannya di sini, berbunyi:
"Dan Kami mengutus, menyusuli jejak-jejak mereka, Isa putera Mariam, dengan mengesahkan Taurat yang sebelumnya; dan Kami memberinya Injil, di dalamnya petunjuk dan cahaya," (5:46) dan,
"Aku (Isa) hanya mengatakan kepada mereka apa yang Engkau memerintahkan aku dengannya: 'Sembahlah Allah, Pemelihara aku dan Pemelihara kamu.'" (5:117)
Turut disebut di dalam Injil (dan Taurat) ialah berita mengenai kedatangan seorang Nabi berbangsa Arab, atau ummiy (7:157), dan janji dikurniakan Taman atau Syurga bagi orang-orang yang berperang di jalan Allah (9:111). Janji itu juga didapati di dalam Taurat dan al-Qur'an.
Ketika baginda diutus, manusia sedang berselisih dalam hal agama. Maka kedatangannya adalah juga untuk memperjelaskan apa yang diperselisihkan. Firman Allah:
"dia (Isa) berkata, 'Aku datang kepada kamu dengan kebijaksanaan, dan supaya aku memperjelaskan kepada kamu sebahagian apa yang dalamnya kamu memperselisihkan; maka kamu takutilah Allah, dan taatlah kepadaku.'" (43:63)
Baginda juga memberitahu tentang kedatangan seorang rasul selepas baginda, yang namanya akan dipuji. Ayat yang mengisahkannya berbunyi:
"Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku (Isa) rasul Allah kepada kamu, mengesahkan Taurat yang sebelum aku, dan memberi berita gembira dengan seorang rasul yang akan datang selepas aku, namanya ahmad (dipuji)." (61:6)
Pengikut setia
Seperti Nabi atau Rasul yang lain, baginda mempunyai pengikut-pengikut yang setia dan juga yang tidak setia atau yang menentang. Pengikut-pengikutnya yang setia percaya kepada Allah dan kepadanya. Mereka adalah muslim. Firman Allah:
"Dan ketika Aku mewahyukan pengikut-pengikut yang setia, 'Percayalah kepada-Ku, dan rasul-Ku'; mereka berkata, 'Kami percaya, dan saksilah Engkau akan kemusliman kami.'" (5:111)
Pengikut-pengikut yang setia pula menjadi penolong-penolong, bukan baginya tetapi bagi Allah. Firman-Nya:
"Berkatalah pengikut-pengikutnya yang setia, 'Kami akan menjadi penolong-penolong Allah; kami percaya kepada Allah, dan saksilah kamu akan kemusliman kami.'" (3:52)
Begitu juga bagi pengikut-pengikut setia Nabi-Nabi lain, termasuk Muhammad. Semuanya menjadi penolong-penolong Allah, untuk melaksana dan menyampaikan mesej-Nya. Firman Allah:
"Wahai orang-orang yang percaya, jadilah kamu penolong-penolong Allah, sebagaimana Isa putera Mariam berkata kepada pengikut-pengikut yang setia, 'Siapakah yang akan menjadi penolong-penolong aku bagi Allah?' Pengikut-pengikut yang setia berkata, 'Kami akan menjadi penolong-penolong Allah.'" (61:14)
Walau bagaimana pun, pengikut-pengikut Nabi Isa yang setia memerlukan bukti selanjut untuk megesahkan kebenarannya dan supaya hati mereka menjadi tenteram. Untuk itu mereka memohon sebuah meja hidangan dari langit. Kisahnya berbunyi begini:
"Dan apabila pengikut-pengikut yang setia berkata, 'Wahai Isa putera Mariam, bolehkah Pemelihara kamu menurunkan kepada kami sebuah meja hidangan dari langit?'
Dia (Isa) berkata, 'Kamu takutilah Allah, jika kamu orang-orang mukmin.'
Mereka berkata, 'Kami menghendaki untuk memakan daripadanya, dan hati kami menjadi tenteram, supaya kami mengetahui bahawa kamu berkata benar kepada kami, dan supaya kami adalah antara para saksinya.'" (5:112-113)
Justeru itu, baginda memohon kepada Allah,
"Ya Allah, Pemelihara kami, turunkanlah kepada kami sebuah meja hidangan dari langit, yang akan menjadi bagi kami satu perayaan, yang pertama dan yang akhir bagi kami, dan satu ayat (tanda) daripada Engkau. Dan berilah rezeki untuk kami; Engkau yang terbaik daripada pemberi-pemberi rezeki." (5:114)
Allah mengabulkan permintaannya. Lantas, meja hidangan yang turun menjadi satu lagi mukjizat bagi Nabi Isa. Dan ia juga menjadi nama sebuah surah di dalam al-Qur'an, iaitu surah kelima, al-Maidah.
Mukjizat
Selain daripada kelahiran yang luar biasa dan meja hidangan, Nabi Isa telah dikurniakan dengan beberapa mukjizat lain. Ayat berikut menjelaskannya:
"Ketika Allah berkata, 'Wahai Isa putera Mariam, ingatlah akan rahmat-Ku ke atas kamu, dan ke atas ibu kamu, apabila Aku mengukuhkan kamu dengan Roh Qudus (Suci), untuk berkata-kata kepada manusia di dalam buaian dan setelah dewasa ….. dan apabila kamu mencipta daripada tanah liat, dengan izin-Ku, yang seperti bentuk burung, dan kamu menghembuskan ke dalamnya, lalu jadilah ia seekor burung, dengan izin-Ku, dan kamu menyembuhkan orang buta, dan orang sakit kusta, dengan izin-Ku, dan kamu mengeluarkan orang yang mati, dengan izin-Ku' ….. lalu orang-orang yang tidak percaya antara mereka berkata, 'Tiadalah ini, melainkan sihir yang nyata.'" (5:110)
Walaupun Nabi Muhammad hanya diberi satu mukjizat, manusia ditegah daripada berkata bahawa Nabi Isa adalah lebih mulia daripada Nabi Muhammad. Kerana, seperti yang sudah maklum, amalan membeza-beza para Nabi dan Rasul dilarang Allah.
Diangkat Ke langit
"Apabila Allah berkata, 'Wahai Isa, Aku akan mematikan kamu, dan menaikkan kamu kepada-Ku, dan Aku membersihkan kamu daripada orang-orang yang tidak percaya …..'" (3:55)
"Dan aku (Isa) seorang saksi ke atas mereka selama aku di kalangan mereka; tetapi setelah Engkau mematikan aku, Engkau Sendiri adalah penjaga ke atas mereka; Engkau saksi atas segala sesuatu." (5:117)
Akan tetapi, sebahagian daripada kaum Bani Israil mengatakan bahawa mereka telah membunuhnya disalib. Allah mengatakan yang sebaliknya pula. Apa yang berlaku hanya satu kesamaan sahaja. Firman-Nya:
"ucapan mereka, 'Kami telah membunuh al-Masih, Isa putera Mariam, rasul Allah.' Tetapi mereka tidak membunuhnya, dan tidak juga menyalibnya, tetapi hanya satu kesamaan yang ditunjukkan kepada mereka. Orang-orang yang berselisih mengenainya benar-benar dalam keraguan terhadapnya; mereka tidak ada pengetahuan mengenainya, kecuali mengikuti sangkaan; mereka tidak membunuhnya, yakinlah." (4:157)
Di akhir zaman nabi 'isa akan turun kembali ke bumi, bukan sebagai nabi tapi sebagai umat nabi muhammad SAW. (mengikut syariat nabi muhammad). akan berdakwah mengajak orang2 kristen untuk islam, menghancurkan sali-salib, membunuh dajjal.
Gudang Ilmu ahlusunnah :

Monday, July 7, 2008
Legitimasi Tawasul
"Rasulullah s.a.w. bersabda:"Ketika Adam melakukan kesalahan, lalu ia berkata Ya Tuhanku, sesungguhnya aku memintaMu melalui Muhammad agar Kau ampuni diriku". Lalu Allah berfirman:"Wahai Adam, darimana engkau tahu Muhammad padahal belum aku jadikan?" Adam menjawab:"Ya Tuhanku ketika Engkau ciptakan diriku dengan tanganMu dan Engkau hembuskan ke dalamku sebagian dari ruhMu, maka aku angkat kepalaku dan aku melihat di atas tiang-tiang Arash tertulis "Laailaaha illallaah muhamadun rasulullah" maka aku mengerti bahwa Engkau tidak akan mencantumkan sesuatu kepada namaMu kecuali nama mahluk yang paling Engkau cintai". Allah menjawab:"Benar Adam, sesungguhnya ia adalah mahluk yang paling Aku cintai, bredoalah dengan melaluinya maka Aku telah mengampunimu, dan andaikan tidak ada Muhammad maka tidaklah Aku menciptakanmu"
Dari Utsman bin Hunaif: "Suatu hari seorang yang lemah dan buta datang kepada Rasulullah s.a.w. berkata: "Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai orang yang menuntunku dan aku merasa berat" Rasulullah berkata"Ambillah air wudlu, lalu beliau berwudlu dan sholat dua rakaat, dan berkata:"bacalah doa (artinya)" Ya Allah sesungguhnya aku memintaMu dan menghadap kepadaMu melalui nabiMu yang penuh kasih sayang, wahai Muhammad sesungguhnya aku menghadap kepadamu dan minta tuhanmu melaluimu agar dibukakan mataku, Ya Allah berilah ia syafaat untukku dan berilah aku syafaat". Utsman berkata:"Demi Allah kami belum lagi bubar dan belum juga lama pembicaraan kami, orang itu telah datang kembali dengan segar bugar". (Hadist riwayat Hakim di Mustadrak)
Diriwayatkan oleh Imam Addarimi :
Aus bin Abdullah: "Sautu hari kota Madina mengalami kemarau panjang, lalu datanglah penduduk Madina ke Aisyah (janda Rasulullah s.a.w.) mengadu tentang kesulitan tersebut, lalu Aisyah berkata: "Lihatlah kubur Nabi Muhammad s.a.w. lalu bukalah sehingga tidak ada lagi atap yang menutupinya dan langit terlihat langsung", maka merekapun melakukan itu kemudian turunlah hujan lebat sehingga rumput-rumput tumbuh dan onta pun gemuk, maka disebutlah itu tahun gemuk" (Riwayat Imam Darimi)
Riwayat Bukhari: dari Anas bin malik bahwa Umar bin Khattab ketika menghadapi kemarau panjang, mereka meminta hujan melalui Abbas bin Abdul Muttalib, lalu Abbas berkata:"Ya Tuhanku sesungguhkan kami bertawassul (berperantara) kepadamu melalui nabi kami maka turunkanlah hujan dan kami bertawassul dengan paman nabi kami maka turunkanlau hujan kepada, lalu turunlah hujan.
Dari Abi Said al-Khudri: Rasulullah s.a.w. bersabda:"Barangsiapa keluar dari rumahnya untuk melaksanakan sholat, lalu ia berdoa: (artinya) Ya Allah sesungguhnya aku memintamu melalui orang-orang yang memintamu dan melalui langkahku ini, bahwa aku tidak keluar untuk kejelekan, untuk kekerasan, untuk riya dan sombong, aku keluar karena takut murkaMu dan karena mencari ridlaMu, maka aku memintaMu agar Kau selamatkan dari neraka, agar Kau ampuni dosaku sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali diriMu", maka Allah akan menerimanya dan seribu malaikat memintakan ampunan untuknya". (Riwayat Ibnu Majah dll.).
shallallahu 'alayhi wasallam saat musim paceklik di masa pemerintahan Umar ibn al Khaththab r.a
Dan Bilal berkata (di depan makam Nabi): "Wahai Rasulullah ! mohonlah (kepada Allah) agar diturunkan hujan untuk umatmu, karena sungguh mereka telah binasa" (H.R. al Bayhaqi dan lainnya )
'Umar bin Khatab, beliau, sang khalifah akan berdoa meminta hujan pada
Allah di saat musim kering melalui wasilah paman Nabi, 'Abbas ibn
Abdul Muttalib radiy-Allahu 'anhu, dengan doa, "Wahai Tuhan kami!
Sebelumnya, saat kami menderita kekeringan, kami biasa mendatangi-Mu
dengan perantaraan dan wasilah Nabi-Mu. Kini kami memohon pada-Mu
MELALUI BARAKAH dan WASILAH paman Nabi agar Kau karuniakan pada kami
hujan.
[diriwayatkan oleh al-Bukhari, Bayhaqi, Ibn Asakir, al-Hakim dan
banyak Imam lainnya].
Dan hujan pun dikaruniakan pada mereka. 'Umar menambahkan, setelah
berdoa seperti ini: "Dia (Al-'Abbas), demi Allah, adalah perantara
menuju Allah" (HADZAA WALLAHI AL-WASILATU ILALLAHI 'AZZA WA JALL).
[diriwayatkan oleh Ibn 'Abd al-Barr dalam al-Isti'ab bi ma'rifat al-ashab]
Bertanya main-main gak boleh lho
Katakanlah (kepada mereka) Apakah terhadap Allah, ayat-ayat-Nya
dan Rasul-Nya kalian berolok-olok (melecehkan), tidak usah kalian meminta maaf, kalian benar-benar menjadi kafir setelah kalian beriman" (At-Taubah: 65-66)
Al Imam Tirmizi sebuah mensitir hadits Hasan
Sesungguhnya seorang hamba jika mengucapkan perkataan (yang melecehkan atau menghina Allah atau syari'at-Nya) yang dianggapnya tidak bahaya, (padahal perkataan tersebut) bisa menjerumuskannya ke (dasar) neraka (yang untuk mencapainya dibutuhkan waktu) 70 tahun (dan tidak akan dihuni kecuali oleh orang kafir)"
H.R. at- Tirmidzi
Dari ulama salafy
Imam Ibn Hajar al-Haytami mengatakan dalam kitab beliau al-Khayrat
al-hisan fi manaqib al-imam Abi Hanifa al-Nu`man, bab 35:
"Saat Imam al-Syafi`i berada di Baghdad, beliau akan mengunjungi makam
Imam Abu Hanifa (Imam Hanafi, ed.), memberikan salam padanya, dan
kemudian meminta Allah untuk memenuhi hajatnya melalui wasilah Imam
Abu Hanifa (yatawassal ilallah ta`ala bihi fi qada' hajatihi)."
- Imam Kawthari (Qadi Hanafi kontemporer di zaman akhir Dinasti Ottoman,
ed.) menyebutkan hal ini dalam kitab Maqalat-nya (hal. 412) bahwa
hafiz al-Khatib al-Baghdadi menyebutkan tentang tawassul Syafi`i's
melalui Abu Hanifa di permulaan kitab Tarikh Baghdad-nya (1:123)
dengan isnad yang baik.
-. Hafiz al-`Iraqi meriwayatkan pula dengan isnad beliau dalam kitab
beliau Fath al-muta`al: "Kami meriwayatkan bahwa Imam Ahmad mencari
barakah (tabarruk) dengan meminum air cucian dari baju Imam
al-Syafi`i, dan Ibn Taymiyya sendiri juga meriwayatkannya." [ada
kemungkinan kebalikannya, Imam Syafi'i yang bertabarruk dari air
cucian baju Imam Ahmad].
- Diriwayatkan Al-Hafiz Abu `Ali al-Ghassani, tertulis dalam kitab karangan
Ibn al-Subki yang berjudul Tabaqat al-syafi`iyya 2:234 sbb.: Abu
al-Fath Nasr ibn al-Hasan al-Sakani al-Samarqandi datang kepada kami
di tahun 464 H dan berkata: "Kami mengalami kekeringan di Samarqand
beberapa tahun yang lalu. Orang-orang lalu melakukan salat istisqa'
(salat meminta hujan), tapi mereka tak juga beroleh hujan. Seorang
Wali bernama as-Salah datang kepada Qadhi (hakim) dan berkata padanya:
Aku punya pendapat yang ingin kukatakan padamu. Pendapatku adalah
bahwa kau harus keluar dengan diikuti orang-orang dan bahwa kalian
semua mesti pergi ke kubur/makam Imam Muhammad ibn Isma'il al-Bukhari
(sang Imam Hadits Bukhari, ed.) dan melakukan salat istisqa' kalian di
sana. Mudah-mudahan Allah akan memberikan pada kita hujan. Sang hakim
berkata: Sungguh suatu pendapat yang baik darimu ini. Ia pun keluar
dan orang-orang mengikutinya. Dan ia berdoa memohon hujan di hadapan
mereka di makam tersebut sementara orang-orang menangis dan memohon
wasilah lewat ia yang dikuburkan di situ. Allah pun mengirimkan hujan
yang demikian lebat hingga mereka yang berada di Khartenk (di mana
orang-orang ini bersalat, bertabarruk dan bertawassul, 3 mil jauhnya
dari Samarqand) tak mampu kembali ke Samarqand setelah tujuh hari
karena begitu lebatnya hujan."
- Almarhum Mufti Lebanon as-Syahid as-Syaikh Hasan Khalid mengatakan
dalam fatwa beliau dalam Tawassul pada tanggal 16 September 1980
(dicetak ulang dalam cetak ulang offset Waqf Ikhlas atas karya Sayyid
Ahmad ibn Zayni Dahlan yang berjudul Fitnat al-Wahhabiyya 1992):
Tawassul diizinkan di zaman kita oleh mufti dunia, syaikh kami Abu
al-Yusr 'Abidin. Kami pergi dengan beliau ke Nawa, ke suatu tempat di
Hawran di mana dikuburkan Syaikh Muhyiddin an-Nawawi. Saat kami tiba
di kuburnya, Shaykh kami Abu al-Yusr memerintahkan kami untuk MEMINTA
ALLAH atas kebutuhan kami di hadapan beliau (Imam Nawawi) dan berkata
pada kami: "Do'a di makam ini qabul."
-. Ibn al-Jawzi dalam kitab tentang riwayat-riwayat Awliya'
karangannya yang berjudul Sifat al-safwa mendaftar banyak makam para
Awliya'/Sahabat yang di makam/kubur mereka dianjurkan untuk melakukan
tabarruk (mencari barakah) dan tawassul (berdoa dengan perantaraan).
Di antaranya adalah:
-. Makam Sahabat Abu Ayyub al-Ansari: "al-Waqidi berkata: Telah
sampai kabar pada kami bahwa orang-orang Romawi Timur mengunjungi
maqam beliau dan memohon hujan dengan wasilah beliau saat mereka
menderita kekeringan" (1:243). Mujahid berkata: "Orang-orang akan
membuka tutup di atas maqam beliau dan hujan pun turun."
-. Makam Waliyyullah Ma`ruf al-Karkhi (wafat 200 H): "Makamnya
dapat dilihat di Baghdad, dan orang dapat mencari barakah (tabarruk)
dengannya. Al-Hafiz Ibrahim al-Harbi (wafat 285H) – sahabat Imam Ahmad
-- biasa berkata: Makam Ma`ruf telah terbukti sebagai obat" (2:214)
Ibn al-Jawzi menambahkan: "Kami sendiri pergi ke makam dari Ibrahim
al-Harbi dan mencari barakah (bertabarruk) dengannya" (2:410)
-. Al-hafiz al-Dhahabi juga meriwayatkan perkataan Ibrahim al-Harbi
tentang Makam Ma`ruf al-Karkhi: "Makam Ma`ruf terbukti sebagai obat."
Lihat kitab Siyar a`lam al-nubala' (9:343).
-. Abu al-Hasan al-Daraqutni (seorang ahli hadits, ed.) berkata:
"Kami biasa mencari barakah (bertabarruk) dari makam Abu al-Fath
al-Qawasi" (2:471).
-. Makam Abu al-Qasim al-Wa`iz: "Makamnya dapat dilihat di kompleks
pemakaman Ahmad ibn Hanbal dan di situ dicari untuk barakah
[tabarruk]." Diriwayatkan dalam peringatan akan 'Abd al-Samad ibn
`Umar ibn Muhammad ibn Ishaq (2:482).
-. al-Hafiz Abu al-Qasim Ibn `Asakir mengatakan dalam Musnad Abi
`Uwana (1:430): "Abu `Abd Allah Muhammad ibn Muhammad ibn `Umar
al-Saffar berkata kepadaku bahwa makam/kubur dari Abu `Uwana di
Isfarayin [dekat Naysabur] adalah suatu tempat untuk dikunjungi bagi
seluruh dunia (mazar al-`alam) dan suatu tempat untuk memperoleh
barakah bagi seluruh ciptaan (mutabarrak al-khalq)."
-. al-Hafiz Diya' al-Din al-Maqdisi al-Hanbali mengatakan dalam
kitab beliau berjudul al-Hikayat al-manthura (Zahiriyya ms. 98, sebuah
autograph) bahwa ia mendengar sang hafiz `Abd al-Ghani al-Maqdisi
al-Hanbali mengatakan bahwa sesuatu seperti sebuah abcess [daging
tumbuh (?), ed.] muncul di lengan atasnya yang mana tak ada obat
atasnya. Ia pun mendatangi makam/kubur Ahmad ibn Hanbal dan menaruh
lengannya pada kuburan itu, setelah mana ia mendapati dirinya
tersembuhkan. Imam Kawthari mengatakan bahwa beliau membaca riwayat
ini dalam tulisan tangan Diya' al-Din sendiri. Lihat Maqalat
al-Kawthari (Riyadh dan Beirut: Dar al-ahnaf, 1414/1993) halaman. 407,
412.
